Disway award
iklan banner Honda atas

Implementasi Pendekatan Deep Learning pada Pembelajaran IPAS Berbantuan Media 3D Tata Surya

Implementasi Pendekatan Deep Learning pada Pembelajaran IPAS Berbantuan Media 3D Tata Surya

--

Istilah Deep Learning atau Pembelajaran Mendalam mungkin bukan hal asing lagi di telinga kita. Menteri Pendidikan Indonesia, Bapak Abdul Mu'ti sering mensosialisasikan mengenai pembelajaran dengan pendekatan Deep Learning. Pendekatan Deep Learning menekankan pembelajaran yang mendalam, kontekstual, dan bermakna, sehingga mendorong kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan penyelesaian masalah. Pembelajaran Mendalam meliputi pemahaman dan keterkaitan hubungan antara pengetahuan konseptual dan prosedural dan kemampuan untuk mengaplikasi pengetahuan konseptual pada konteks yang baru (Hattie & Donoghue, 2016; Parker et al., 2011; Winch, 2017). Pendekatan ini menggunakan prinsip pembelajaran yang berkesadaran, bermakna dan menggembirakan.

Guru memiliki peran penting dalam implementasi pembelajaran mendalam ini, mengingat guru sebagai tokoh utama dalam mendesain pembelajaran yang sesuai dengan prinsip pendekatan pembelajaran tersebut. Guru harus mampu mendorong peserta didik untuk belajar secara sadar dan penuh perhatian, menikmati proses pembelajaran dengan antusias dan semangat serta menemukan makna dan relevansi dari apa yang dipelajari terhadap kehidupan mereka. Hal ini memungkinkan peserta didik untuk terlibat aktif, menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman sebelumnya dan membangun pemahaman yang berdampak jangka panjang.

Berdasarkan penjelaskan tersebut ternyata justru memberikan tantangan lebih, dalam penerapan pembelajaran IPAS Materi Tata Surya. Mengingat materi Tata Surya merupakan konsep abstrak yang sulit dibayangkan secara utuh oleh peserta didik. Selain itu objek-objek astronomi tidak dapat diamati secara langsung juga menjadikan peserta didik kurang tertarik dalam mempelajari materi ini. 


Nur Aizatun Muna, S.Pd--

Masalah lain yang muncul, selama ini guru hanya menggunakan metode konvensional ceramah dan media 2 dimensi atau gambar yang ada di buku paket saja. Media yang digunakan dinilai kurang mendukung proses pembelajaran yang interaktif dan kurang memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Pembelajaran yang kurang bervariasi ini dapat menyebabkan peserta didik merasa jenuh, sehingga motivasi dan hasil belajar menjadi kurang optimal. Hal ini tentu tidak sejalan dengan prinsip pendekatan Deep Learning.

Oleh karena itu, diperlukan sebuah terobosan dalam media pembelajaran yang mampu menyajikan materi secara lebih konkret, interaktif, dan menarik. Penggunaan media pembelajaran 3D ini dapat dijadikan sebagai alternatif solusi atas masalah yang muncul. Penggunaan media pembelajaran ini telah diterapkan di satuan pendidikan SD Negeri 2 Gondoharum dengan menerapkan desain pembelajaran pendekatan Deep Learning. 

Media pembelajaran 3D tata surya dibuat oleh peserta didik kelas 6 menggunakan bahan sterofom menjadi sebuah miniatur sistem tata surya. Sterofom digunakan sebagai bahan dasar karena sifatnya yang ringan, mudah dibentuk, dan harganya terjangkau, sehingga sangat sesuai untuk proyek peserta didik. Miniatur ini dirancang untuk merepresentasikan matahari dan planet-planet beserta orbitnya secara proporsional, namun dalam skala yang lebih kecil dan dapat dipajang di dalam kelas. Proses pembuatannya melibatkan peserta didik secara langsung dari awal hingga akhir, di bawah bimbingan guru. 

Selama proses pembuatan, peserta didik tidak hanya mengikuti instruksi, tetapi juga merenungkan posisi, ukuran relatif, dan karakteristik setiap planet. Mereka harus memikirkan bagaimana cara terbaik merepresentasikan konsep tersebut dalam bentuk fisik. Sehingga terimplementasi prinsip Deep Learning yaitu mindful atau berkesadaran. Peserta didik secara sadar dapat terlibat langsung berkarya membuat media 3D untuk menunjang pemahaman mereka terhadap materi tata surya. 

Proses kegiatan berkarya dengan melibatkan kolaborasi antar siswa dan guru juga menjadikan pembelajaran lebih meaningful atau bermakna. Konsep abstrak tentang sistem tata surya menjadi lebih konkret dan bermakna ketika peserta didik dapat melihat, menyentuh, dan berinteraksi langsung dengan model yang mereka buat. Mereka bisa merasakan perbedaan ukuran antarplanet dan memahami urutan posisinya secara fisik. 

Kemudian, melalui kegiatan ini dapat menjadikan pembelajaran yang joyful atau lebih menyenangkan. Peserta didik dapat mengekspresikan kreativitas dan ide gagasan mereka. Proses kolaborasi dalam merancang, membuat dan mempresentasikan hasil karya dapat meningkatkan semangat dan antusiasme belajar mereka. 

Media 3D Tata Surya ini memberikan manfaat berarti dalam menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Media ini menyajikan objek secara konkret, sehingga peserta didik dapat memahami konsep tanpa hanya mengandalkan hafalan materi. Peserta didik dapat merasakan dan melihat objek tata surya dari berbagai sudut pandang, menciptakan pengalaman belajar yang lebih otentik dan nyata. Visualisasi 3D yang menarik dapat menarik perhatian peserta didik lebih lama dan memotivasi mereka untuk belajar.

Melihat berbagai manfaat di atas maka media 3D Tata Surya ini dapat digunakan sebagai media yang efektif dalam pembelajaran IPAS Materi Tata Surya di Kelas 6. Penerapannya juga sejalan dengan prinsip-prinsip dalam pendekatan Deep Learning. Sehingga dalam hal ini dapat menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik baik secara kognitif maupun aspek lainnya. 

Artikel ini ditulis oleh: Nur Aizatun Muna, S.Pd

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: