Disway award
iklan banner Honda atas

Revitalisasi Sekolah untuk Pendidikan Unggul

Revitalisasi Sekolah untuk Pendidikan Unggul

--

Pendidikan merupakan tonggak peradaban suatu bangsa. Perlu memastikan pendidikan memiliki kurikulum yang berkualitas. Guru yang memadai keahlian intelektual. Juga, tak kalah penting fondasi yang kokoh. Bagaimana jika itu semua sudah ada, tetapi ada faktor lain yang menghambat kualitas pendidikan bangsa, misalnya bangunan (tempat belajar). Menyadari hal itu, pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) merespon cepat evaluasi pendidikan melalui TKA dan ingin menciptakan pendidikan unggul melalui revitalisasi sekolah. Fokus terhadap revitalisasi sekolah, sampai pada tahun 2025, sekitar 13.000 sekolah di seluruh Indonesia termasuk madrasah, sudah mendapatkan perhatian khusus dalam program revitalisasi sekolah. Revitalisasi di sini tidak sekadar membetulkan bangunan yang sudah tua dan rusak saja. Lebih dari itu, ini merupakan usaha strategis untuk membuat kondusifitas ekosistem belajar yang nyaman, aman, modern, dan mendukung tumbuh kembang anak-anak secara optimal.

Kenapa Revitalisasi Sekolah Itu Penting?

Mari kita sejenak berandai, bilamana kita bisa belajar dengan khidmat, kalau ruangannya tidak nyaman. Andaikan jika ruang kelas yang kita punya gelap, sempit, atau bahkan kumuh karena bocor saat hujan. Bagaimana guru dapat mengajar dengan optimal? Bagaimana siswa dapat fokus belajar? Infrastruktur yang memadai bukan hanya soal rupa, tapi juga soal membuat suasana lingkungan belajar mengajar yang mendukung. Ruang guru yang nyaman, perpustakaan yang lengkap, laboratorium yang memadai, hingga fasilitas kesehatan di sekolah, semuanya berperan besar dalam membentuk kualitas pendidikan.

Berangkat dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025, pemerintah memiliki target perbaikan dan pembangunan sekolah mulai dari pendidikan rendah (pendidikan anak usia dini) hingga tingkat pendidikan menengah. Arahnya jelas tidak terpaku pada satu komponen saja, tapi tujuh komponen utama: ruang kelas, ruang guru, ruang administrasi, perpustakaan, toilet, laboratorium, dan Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Hal ini ingin menciptakan ruang sekolah tidak sebatas ruang belajar, tapi juga tempat yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi anak-anak. 

Program ini bukan sekadar proyek pembangunan biasa. Kemendikdasmen serius merancang Pembangunan infrastruktur pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan. Dengan anggaran sebesar Rp 17,1 triliun dan target mencapai lebih dari 10.000 sekolah menjadi penguat keseriusan program ini. Pengelolaan program yang kini berada di bawah Kemendikdasmen juga menjadi langkah penting. Hal ini memastikan bahwa pembangunan tidak hanya memenuhi standar teknis bangunan, tapi juga selaras dengan kebutuhan dunia pendidikan.

Swakelola dan Kolaborasi

Salah satu hal yang membuat program ini khas dan menarik adalah mekanisme swakelola. Swakelola adalah aktivitas pengadaan barang/jasa yang direncanakan, dilakukan, dan diawasi sendiri oleh instansi penanggungjawab anggaran atau kelompok masyarakat (Sopian, 2014) Sekolah diberikan kepercayaan penuh untuk mengelola anggaran mereka sendiri melalui Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP). Ini bukan hal baru, karena pendekatan swakelola sudah diterapkan lebih dari 20 tahun dalam manajemen berbasis sekolah. Dengan cara ini, sekolah dapat leluasa berencana dan menggunakan dana sesuai prioritas pembaungan mereka, tentunya dengan transparansi dan akuntabilitas yang ketat yang terus diawasi.

Selain itu, pemerintah juga melibatkan perguruan tinggi sebagai pendamping teknis. Mahasiswa dapat belajar praktis dan mengawasi sekaligus memastikan pembangunan berjalan sesuai. Dinas Pendidikan Daerah dan Provinsi, serta Kemendikdasmen juga terus melakukan pemantauan supaya kualitas tetap terjaga dan risiko penyimpangan bisa terhindarkan. Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, perguruan tinggi, dan masyarakat ini menjadi bukti konkret bagaimana kolaborasi-sinergi banyak pihak mampu menghasilkan hasil yang lebih baik.

Memang benar, salah satu tantangan terbesar dalam pembangunan infrastruktur adalah risiko korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Kemendikdasmen memastikan komitmen yang tinggi. Program revitalisasi sekolah ini berkomitmen kuat untuk bebas dari praktik-praktik menyimpang. Dana disetorkan langsung ke rekening sekolah, dan pengawasan pembangunan dilakukan oleh masyarakat langsung. Sehingga, penggunaan dana menjadi lebih transparan dan akuntabel, jauh dari korupsi.

It is just not about money, but about trust. Saat melibatkan masyarakat ikut mengawasi, maka celah penyalahgunaan dana mampu diminimalkan. Paling penting, dana yang ada benar-benar dimanfaatkan untuk memperbaiki fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang nantinya akan dirasakan langsung oleh siswa dan guru kebermanfaatannya.

Dampak Jangka Panjang yang Lebih Luas

Revitalisasi sekolah merupakan memperbaiki bangunan sekaligus investasi jangka panjang untuk generasi emas pendidikan bangsa. Infrastruktur yang baik barang tentu mendukung pengaplikasian kurikulum modern, pengembangan keterampilan abad 21 seperti kreatif-inovasi, kolaborasi, dan problem solving, serta yang penting integrasi teknologi dalam pembelajaran.

Selain itu, revitalisasi sekolah akan menjadi solusi menyelesaikan ketimpangan sosial yang ada di antara lingkungan perkotaan dan pedesaan. Dengan begitu, anak-anak di daerah pelosok nan terpencil pun punya kesempatan yang sama untuk belajar dalam lingkungan yang layak dan mendukung.

Revitalisasi sekolah merupakan bukti nyata bahwa pemerintah serius membangun pendidikan berkualitas untuk semua generasi Indonesia. Dengan pendekatan yang menyeluruh, anggaran yang memadai, dan mekanisme pelaksanaan yang inovatif, program ini punya potensi besar menjadi titik awal transformasi pendidikan Indonesia menuju standar global. Keberhasilan program ini akan menjadi fondasi kuat bagi lahirnya generasi Indonesia yang unggul, kreatif, dan siap berkontribusi membangun bangsa. Karena pada akhirnya, pendidikan yang baik adalah investasi terbaik untuk masa depan bangsa.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: