Harlah Ke 6, ITS NU Pekalongan Bertekad Menjadi Perguruan Tinggi Berdaya Saing Internasional
--
KEDUNGWUNI, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Dalam peringatan usia ke-6, Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama (ITS NU) Pekalongan berkomitmen untuk menjadi perguruan tinggi dengan daya saing internasional. Tekad ini tercermin dari berbagai penghargaan yang telah diraih, termasuk The Best Fashion Technology for ASEAN and National di bidang batik, serta jalinan kerja sama internasional di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan Malaysia, Hongkong, dan Taiwan.
Didirikan pada 26 Desember 2018, ITS NU Pekalongan awalnya memiliki empat program studi: Teknologi Komputer, Teknologi Informasi, Teknologi Industri, dan Fisika. Setelah bergabungnya Politeknik Pusmanu pada 22 April 2022 dan perubahan nomenklatur, kampus ini kini memiliki tujuh program studi, yaitu Informatika, Teknologi Komputer, Teknik Industri, dan Fisika (program sarjana), serta Akuntansi, Administrasi Perkantoran, dan Kriya Batik (program diploma). Dengan jumlah mahasiswa mencapai 1.450 orang dan 747 alumni yang telah bekerja di berbagai sektor, ITS NU Pekalongan terus berkembang.
Plh Rektor ITS NU Pekalongan, Ali Imron, menjelaskan bahwa tema Harlah ke-6 adalah “Menuju Tata Kelola Perguruan Tinggi yang Berkelanjutan dan Berdaya Saing Internasional.” Tema ini mencerminkan tekad ITS NU untuk tidak hanya berprestasi di tingkat nasional, tetapi juga di kancah global.
“Berbagai prestasi internasional yang telah kami raih menjadi motivasi untuk terus melangkah maju agar ITS NU Pekalongan semakin dikenal di dunia internasional,” ujar Ali.
Selain pencapaian internasional, ITS NU Pekalongan juga telah menghasilkan berbagai karya dan inovasi, seperti alat detektor tanah longsor, smart farming, alat deteksi dini stunting, serta prestasi di bidang olahraga beladiri, hadroh, paduan suara, dan teknologi informasi. Di tingkat nasional, ITS NU aktif dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata di Petungkriyono dan Paninggaran, pendirian Mini Museum Batik dan Edu Corner literasi batik di Petukangan Wiradesa, serta penciptaan aplikasi literasi batik nasional dan ITSNU Mart untuk mendukung pengembangan produk UMKM.
Ali menambahkan bahwa ITS NU Pekalongan telah terakreditasi baik untuk perguruan tinggi dan program studi, dan khusus Akuntansi mendapat akreditasi "Baik Sekali." Mahasiswanya tidak hanya berasal dari wilayah Pekalongan, tetapi juga dari Papua, NTB, Jambi, Sumatra, dan Jawa. Saat ini, pembangunan gedung C telah mencapai 80% untuk meningkatkan kinerja dan layanan mahasiswa.
“Kami membekali lulusan dengan sertifikasi uji kompetensi BNSP, mendukung pengembangan SDM melalui studi lanjut dan kompetensi, serta melaksanakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), seperti Wirausaha Merdeka, Praktisi Mengajar, MSIB, dan Pertukaran Mahasiswa Merdeka,” jelasnya.
ITS NU Pekalongan juga mengusung konsep Go Fast Technopreneur Campus untuk mendukung kemandirian kampus dan mahasiswanya. Kampus ini memperkuat karakter Aswaja melalui madrasah Al Muta’adib dan program Santri HighTech. Sistem IT terintegrasi terus dikembangkan, dengan berbagai hibah diterima untuk sarana dan prasarana maupun Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kampus ini juga telah menjadi lokasi seleksi perangkat desa dan PPK KPU Kabupaten Pekalongan.
“Dengan semangat ini, kami terus bergerak cepat (go fast) untuk menciptakan inovasi dan kemandirian dalam rangka membawa ITS NU Pekalongan menjadi perguruan tinggi berdaya saing internasional,” pungkas Ali.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

