Disway award
iklan banner Honda atas

Jalan Rusak tak Kunjung Diperbaiki, Warga Swadaya Lakukan Perbaikan

Jalan Rusak tak Kunjung Diperbaiki, Warga Swadaya Lakukan Perbaikan

PANINGGARAN - Kondisi jalan kabupaten yang menghubungkan Kecamatan Paninggaran dengan Kandangserang melalui jalur Desa Domiyang (Paninggaran) hingga Desa Wangkelang (Kandangserang) sepanjang 4 kilometer rusak parah. Banyak warga terjatuh saat naik motor akibat buruknya jalan di jalur itu. Maklum, ruas jalan di pegunungan ini terakhir diaspal tahun 2009.

Melihat kerusakan jalan kabupaten yang tak kunjung diperbaiki, puluhan warga Dukuh Pejarakan, Desa Domiyang, Kecamatan Paninggaran, dibantu warga Desa Notogiwang, terpanggil untuk bergerak memperbaikinya. Sebab, salah satu titik jalan yang rusak parah melintasi pedukuhan tersebut. Meskipun perbaikan dilakukan ala kadarnya. Minimal, jalan lebih layak dilalui untuk meminimalisir kejadian kecelakaan lalu lintas.

"Ini jalan kabupaten. Warga masyarakat Dukuh Pejarakan kerja bakti, karena lokasi jalan yang rusak salah satunya ada di dukuh itu. Musim hujan seperti ini, banyak yang berjatuhan, baik itu anak sekolah, ibu ke pasar," ujar Kepala Desa Domiyang, Edi Mulyono, Sabtu (14/1/2023).

Ia menyebut, ruas jalan poros kecamatan Paninggaran - Kandangserang tersebut jalur utama warga. Bahkan, jalur itu ramai dilalui masyarakat di dua kecamatan itu. Namun tahunan kondisi jalannya rusak parah dan tak kunjung diperbaiki.

Jalur itu menghubungkan Desa Domiyang dan Notogiwang di Kecamatan Paninggaran, dengan Desa Wangkelang di Kecamatan Kandangserang. Dikatakan, jalan tersebut rusak sudah lama. Terakhir diaspal tahun 2009.

"Jalan ini lebih ramai dibanding kemarin yang dibangun 4,6 miliar itu. Lebih ramai jalanan ini. Makanya kita agak heran juga sama kebijakan pemerintah kabupaten. Itu mungkin dalam sehari mobil atau motor yang lewat di situ bisa dihitung dengan jari, tapi ini yang jelas-jelas penghubung poros antar kecamatan malah ndak dikerjakan," tandasnya.

Disebutkan, puluhan warga Dukuh Pejarakan mulai memperbaiki jalan itu secara swadaya sejak Jumat (13/1/2023). Perbaikan jalan itu akan dilakukan sesuai dengan pasokan material yang ada. "Selama material ada, warga siap menyumbangkan tenaganya untuk memperbaiki jalan tersebut," kata dia.

Dikatakan, total panjang jalan yang rusak sekitar 4 kilometer. Warga hanya mampu memperbaiki sesuai kemampuannya. "Jalan rusak sekitar 4 km. Mulai dari Jumat kemarin, warga bekerja bakti. Kemampuan kami paling meter, ndak sampai kilo. Sehari ndak ada 100 meter jalan yang diperbaiki," ungkapnya.

Warga di jalur itu sudah lama mengidamkan jalannya alus, agar rezekinya mulus. Oleh karena itu, warga dengan penuh kesadaran dan keterpaksaan rela mengeluarkan keringatnya hingga malam hari untuk memperbaiki kerusakan jalan. "Perbaikan dilakukan sak legane warga. Kadang sampai malam. Kemarin 70 sampai 80 warga ikut kerja bakti," kata dia.

Ia berharap, pemkab lebih jeli lagi dalam menentukan skala prioritasnya. Sehingga dengan anggaran terbatas, prioritas pembangunannya lebih mengena. "Kami harap ada perhatian khusus dengan kondisi jalan seperti itu. Saya sampai takjub lah dengan kondisi seperti itu semangat masyarakat luar biasa," tandasnya.

Disebutkan, swadaya masyarakat sangat luar biasa. Jika tenaga kerja warga dihitung, maka biaya upah kerja bisa senilai Rp 6,4 juta dalam sehari. Itu jika HOK sehari Rp 80 ribu. Padahal, warga secara sukarela menyumbangkan tenaganya untuk perbaikan jalan itu.

"HOK sehari Rp 80 ribu dikali 80 orang, berapa itu upah kerjanya jika dihitung. Belum materialnya. Kita sewa molen juga. Warga di sini kaya si ndak tapi karena kesadaran dan keterpaksaanya makanya guyup. Kita sudah mengajukan proposal sampai kabupaten. Namun dijanjikan selalu. Waktu itu dijanjikan di tahun 2022, ini sudah berlanjut ke 2023. Jika 2023 belum terealisasi, mungkin dijanjikan di tahun 2024," katanya. (had)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: