Sebulan, Solar Sulit Didapat
*Pasokan Terlambat, Pembelian Dibatasi
*Nelayan Tak Bisa Melaut Tiap Hari
KENDAL - Nelayan di Kelurahan Bandengan, Kecamatan Kendal, dalam satu bulan terakhir ini kesulitan untuk mendapatkan solar. Akibatnya mereka tidak bisa melaut setiap harinya. Hal itu karena pasokan solar dari Pertamina di SPBN yang ada di kelurahan tersebut kerap mengalami keterlambatan. Pembatasan pembelian pun diterapkan dan nelayan harus mengantongi surat resmi rekomendasi pebelian BBM jenis tertentu yang dikeluarkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kendal.
Pantauan Radar, ratusan jerigen dari para nelayan, Kamis (5/8/2021) siang, terpantau berjejer memanjang di pelataran depan SPBN yang berada tak jauh dari tempat pelelanagan ikan (TPI) di Kelurahan Bandengan. Jerigen-jerigen tersebut sengaja diletakkan oleh para nelayan tanpa ditunggu untuk mendapatkan giliran pengisian bahan bakar solar dari petugas SPBN. Selain itu, tak sedikit yang langsung ditunggui oleh pemiliknya.
Akibat langkanya pasokan solar itu menjadikan para nelayan tidak bisa melaut setiap harinya. Kalaupun mendapatkan bahan bakar tersebut, mereka baru bisa turun ke laut tiga hari sekali. Bagi nelayan berkapal kecil, pembelianya dibatasi yaitu dari biasanya 50 liter menjadi 20 liter bahan bakar soalar.
"Pembelianya dibatasi dan harus menunjukkan surat rekomendasi dari Dinas Perikanan dan Kelautan. Pengisian ini bisa sampai nanti sore. Kelangkaan ini sudah hampir satu bulan," kata Jumadi, nelayan Bandengan.
Jumadi mengatakan, demi mendapatkan bahan bakar solar, nelayan harus mengantre dan beli dua kali, baru bisa melaut. Pasalnya jatah BBM yang biasanya mendapatkan 50 liter saat ini hanya mendapatkan jatah maksimal 20 liter saja. Sehingga pembelian solar dilakukan selama dua hari.
"Kalau tidak beli dua kali tidak bisa melaut, karena hanya 20 liter saja. Itu nanggung. Baru di hari ketiganya bisa melaut. Selama solar langka banyak tak melautnya," ungkapnya.
Hal senada disampaikan nelayan lainnya, Jamal. Dia menuturkan, dengan adanya kelangkaan solar penghasilan nelayan turun hingga 80 persen. Pasalnya mereka tidak bisa melaut tiap hari melainkan tiga hari sekali. Sebelum solar langka penghasilan nelayan rata-rata mencapai Rp 500 ribu. Dengan adanya kelangkaan solar ini penghasilan nelayan turun drastis dan hanya bisa untuk makan sehari, yaitu sebanyak Rp 100 ribu sekali melaut. "Bahan bakarnya terbatas sehingga tidak bisa sampai tengah ataupun waktunya dibatasi," katanya.
Petugas SPBN Bandengan, Maskuri mengatakan, kelangkaan solar disebabkan pasokan dari Pertamina terlambat. Untuk harga tidak ada kenaikan. Akan tetapi karena pasokan terlambat sehingga para nelayang harus mengantre. "Soal harga solar masih tetap, tidak ada kenaikan. Cuman langka dan bikin nelayan mengantre untuk mendapatkan bahan bakar solarnya," katanya.
Maskuri menambahkan, untuk jatah solar tidak ada pengurangan sekali kirim 16 ribu liter, hanya saja ada keterlambatan pasokan dari Pertamina sehingga membuat antrean panjang. "Ketika Pertamina tidak datang maka SPBN kosong sehingga nelayan kebingungan," ucapnya. (lid)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
