Lagi, Sungai Kendal Meluap
*1.479 Rumah Warga Terendam Banjir
KENDAL - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Kendal Minggu (6/11/2022) siang sampai malam hari membuat debit Sungai Kendal meluap hingga ke pemukiman warga. Akibatnya, ribuan rumah yang di 11 kelurahan yang berada di lintasan sungai pun terendam banjir.
Perkampungan warga yang kebanjiran antara lain Kelurahan Trompo, Sijeruk, Kalibuntu, Kebondalem, Pegulon dan Langenharjo. Kemudian ke arah utara Masjid Agung Kendal, meliputi Kelurahan Patukangan, Pekauman, Ngilir, Balok, dan Bandengan. Air juga menggenangi sejumlah jalan antara lain Jalan Pahlawan dan Jalan Masjid. Adapun ketinggian air yang menggenangi rumah warga bervarisasi antara 5 sampai 20 sentimeter, sehingga meskipun terganggaggu warga masih tetap beraktivitas. Sampai Senin (7/11/2022) pagi kemarin, sebagian titik banjir itu bahkan belum surut, termsuk ratusan rumah di Kecamatan Kendal.
Warga Kelurahan Kebondalem, Kecamatan Kendal Kota, Siyamah, mengatakan, banjir itu menjadi langganan setiap tahun pada musim hujan. "Banjir datang tak tentu, bisa satu bulan lebih dari tiga kali, bahkan dalam satu minggu bisa lebih dari satu kali," katanya.
Dirinya hanya bisa pasrah, karena belum bisa meninggikan lantai rumah supaya tidak terkena limpasan air sungai yang berada di belakang rumahnya. Baginya yang penting selalu siap siaga dan sudah mengamankan barang-barang ke tempat yang cukup tinggi, supaya tidak terkena air, ketika banjir.
"Hujan cukup lama, tapi banjir mulai masuk rumah sekitar pukul 21.00 WIB. Banjir dari Sungai Kendal itu, sudah sering terjadi setiap musim hujan," ungkapnya.
Banjir terjadi, juga karena kondisi Sungai Kendal yang dangkal akibat sedimentasi. Oleh karena itu, ia berharap agar segera dilakukan pengerukan sungai. Pasalnya sudah tiga tahun Sungai Kendal tidak dikeruk, sehingga sedimentasi hampir penuh. "Harapannya sungai dikeruk, karena sudah sekitar tiga tahun tidak dikeruk," jelas Siyamah.
Lurah Patukangan, Agus Heri Setiawan, mengatakan, di wilayahnya masih ada lima gang yang menjadi langganan banjir. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi banjir, di antaranya melakukan peninggian jalan gang. Namun karena keterbatasan anggaran, maka belum bisa melakukan peninggian semua jalan gang.
"Peninggian jalan di gang memang bertahap, untuk tahun ini ada satu gang yang ditinggikan," katanya.
Diungkapkan, permasalahan banjir cukup kompleks, karena menjaga sungai tidak cepat dangkal itu, harus melibatkan semua pihak, termasuk masyarakat. Di antaranya keberadaan bangunan liar di bantaran sungai, yang justru semakin bertambah, sehingga menyulitkan alat berat yang akan melakukan pengerukan sungai.
"Memang sulit mengatasi banjir, karena harus dilakukan oleh semua pihak, seperti perbaikan lingkungan kawasan atas supaya ditanami lagi pohon-pohon, termasuk kesadaran masyarakat tidak membuang sampah ke sungai," terang Agus.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendal, Sigit Sulistyo, mengatakan, sebanyak 1.479 rumah warga yang tersebar di 11 kelurahan tersebut, terdampak banjir. "Genangan air bervariasi antara lima sentimeter hingga 20 sentimeter. Meski kebanjiran, warga masih bisa beraktivitas seperti biasa," ucapnya. (lid)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
