iklan banner Honda atas

Apresiasi Siswa dengan Gelar Karya

Apresiasi Siswa dengan Gelar Karya

*SMPN 14 Pekalongan

KOTA - SMPN 14 Pekalongan melakukan apresiasi kepada siswa atas apa yang telah mereka kerjakan selama satu tahun dengan menggunakan kurikulum merdeka. Apresiasi tersebut diwujudkan dalam kegiatan gelar karya yang menampilkan seluruh projek kelas 7 yang menjalani kurikulum merdeka.

Dijelaskannya Kepala SMPN 14 Pekalongan Siti Nurul Izzah bahwa gelar karya ini merupakan penguatan projek pelajar pancasila yang menjadi salah satu dari kegiatan pada kurikulm merdeka. Sehingga dalam kurikulum merdeka itu pembelajarannya menggunakan pembelajaran paradigma baru dan dilakukan dengan intra kurikuler dan co kulikuler.

"Nah untuk co kurikuler nya ini dilaksanakan dengan penguatan pelajar pancasila yang tujuan salah satunya untuk menguatkan karakter projek pelajar Pancasila, dimana ternyata di kurikulum merdeka ini sangat mengasyikkan. Mereka tidak hanya belajar konten materi saja tapi bagaiaman mereka mengerjakan proyek," ungkap Izzah.

Dalam projek tersebut, SMPN 14 Pekalongan menentukan 3 tema yaitu tema 1 tentang kearifan lokal dimana tema projek ini anak-anak melakukan hafalan juz Amma atau juz 30. Hal tersebut sebagai sarana untuk menguatkan salah satu dimensi profil pelajar Pancasila yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia serta meningkatkan kemandirian.

"SMPN 14 Pekalongan ini terletak di daerah yang sangat relegius, maka kami mengambil hafalan juz 30 ini untuk bidang kearifan lokal. Hafalan ini juga terbukti mampu meningkatkan kemandirian siswa karena mereka dilatih untuk mengatur waktu dengan baik untuk setor hafalan dan mempersiapkan selesai selama satu tahun," imbuhnya.

Sementara itu, untuk projek yang ke dua SMPN 14 Pekalongan mengambil projek yang berkaitan dengan pencegahan perundungan. Karena menurutnya kasus perundungan masih banyak terjadi bahkan kadang tanpa disengaja seseorang melakukan atau mengalami perundungan. Oleh karenanya SMPN 14 Pekalongan membekali siswa dengan mencegah perundungan dengan berkarya.

"Jadi setelah siswa mengikuti program selama 12 kali pertemuan, mereka menghasilkan karya baik berupa opini, puisi, film pendek maupun cerpen yang semuanya betemakan perundungan dan dibuat sebuah antalogi sehingga setiap kelas memiliki satu buku antalogi. Hal ini tentunya jelas meningkatkan kreativitas serta literasi siswa," jelas Izzah.

Sedangkan untuk projek ke tiga, SMPN 14 Pekalongan membuat pupuk organik. Hal ini selaras dengan sekolah yang sedang menuju sekolah Adiwiyata Nasional.

Diterangkan, projek pupuk organik dibuat secara berkelompok oleh siswa dengan memanfaatkan sampah organik yang terdapat di sekolah. Bahkan air yang digunakan pun merupakan air hujan yang sudah ditampung sebelumnya.

Dalam projek ke tiga ini, point yang hendak dicapai adalah menguatkan karakter dibidang akhlak terhadap alam sehingga tentu saja ada point kemandirian dan gotong royong. (mal)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: