Menjanjikan, Budidaya Pisang Candevis Kian Diminati Warga

Menjanjikan, Budidaya Pisang Candevis Kian Diminati Warga

*Pemdes Jolotigo Berharap Dukungan Pemda

BUDIDAYA - Sejumlah warga Jolotigo mulai banyak yang memanfaatkan lahannya untuk budidaya pisang candevis, karena prospektif.

KAJEN - SETIAP orang pasti tahu buah pisang Cavendish, daging buah dari pisang ini putih kekuningan, rasanya manis agak asam, dan lunak. Kulit buah agak tebal berwarna hijau kekuningan sampai kuning dengan permukaan halus, buah pisang yang kerap dijual di toko buah dan swalayan ini kini mulai dibudidayakan di wilayah Desa Jolotigo, Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan.

Atmo (43), warga Dusun Purbo, Desa Jolotigo, kepada Radar menjelaskan, saat ini kebun miliknya telah ditanami ratusan pohon pisang jenis candevic. Menurutnya, jenis pisang tersebut selain menawarkan rasa yang manis, kandungan buahnya juga menawarkan banyak nutrisi yang penting bagi kesehatan tubuh. Buah pisang juga memiliki daging yang
sangat halus, empuk, sehingga buah yang identik dengan kulitnya yang berwarna kuning itu sangat digemari oleh anak-anak maupun orang dewasa.

"Saya secara bertahap sudah menanam pohon jenis pisang candevic ini beberapa tahuan yang lalu. Setiap tandan saya jual kisaran harga Rp 150.000 sampai Rp 200.000, dan setahun keungtungan dari menjual pisang bisa mencapai Rp 12 juta," ungakapnya, Jumat (21/2/2020).

Atmo menjelaskan, wilayah desanya yang dekat dengan Curug Bidadari merupakan daerah yang cukup tinggi dari permukaan air laut, dengan adanya penanaman pohon pisang jenis tersbeut dirasa cocok dan dapat dikembangbiakkan warga sekitar.

"Warga saat ini masih banyak yang belum membudidayakan jenis candevic, masih terpaut dengan pisang raja dan pisang kepok. Padahal, di lapangan justru pisang kepok mudah terkena hama yang mengakibatkan mati atau buah
pisang hitam," terang Atmo.

Menurutnya, budidaya tanaman buah harus terus digalakkan kepada masyarakat, pemanfaatan lahan yang luas di wilayah Desa Jolotigo masih belum optimal digunakan untuk bercocok tanam, masyarakat masih banyak memanfaatkan lahannya untuk menanam pohon sengon yang hanya bisa dipanen dalam rentang waktu 5 sampai 6 tahun sekali. Padahal, secara nilai ekonomis budidaya tanaman pisang maupun pohon alpukat dan pohon manggis lebih menawarkan nilai ekonomis yang lebih tinggi.

Sementara Kaur Pemerintahan Desa Jolotigo, Indayati membenarkan potensi budidaya tanaman buah di wilayah desanya mulai diminati. "Selain pohon pisang candevic, warga juga semakin banyak yang menanam bibit buah alpukat. Banyak jenis bibit alpukat ditanam warga karena permintaan yang semakian tinggi dengan harga jual bisa mencapai Rp 20.000 perkilonya. Itu hasil yang cukup menjanjikan," ungkapnya.

Indayati mengharapkan dinas terkait bisa mendukung masyarakat desanya dengan memberikan penyuluhan dan bantuan bibit tanaman buah. Terlebih, harga bibit pisang candevic mencapai harga Rp 20.000-35.000 sedangkan bibit buah alpukat unggulan dipasaran cukup mahal mencapai harga Rp.50.000- Rp 150.000. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: