Cegah Warganya Mudik, Bupati Anggarkan Rp 500 Juta

Cegah Warganya Mudik, Bupati Anggarkan Rp 500 Juta

*Perantau di Jabodetabek Diimbau Tak Pulang Kampung

BERIKAN KETERANGAN - Ketua Gugus Tugas Kabupaten Kendal Mirna Annisa, berikan keterangan perkembangan penanganan Covid-19 dan sampaikan kebijakan anggarannya.

KENDAL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal telah mencadangkan anggaran bagi warga Kabupaten Kendal yang merantau di Jakarta, Bogor, Depok, Tanggeran dan Bekasi (Jabodetabek) yang tidak mudik. Besarnya mencapai Rp 500 juta.

"Anggaran ini hasil pencermatan Bakeuda terhadap kegiatan yang ada di Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kendal," kata Ketua Gugus Tugas Kabupaten Kendal, Mirna Annisa, saat siaran pers kegiatan percepatan penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Kabupaten Kendal, di ruang Paringgitan, Rabu (15/4/2020).

Mirna mengungkapkan, hingga kemarin belum mengetahui berapa jumlah warga Kendal yang merantau di Jabodetabek. Hal itu karena masih menunggu laporan dari setiap kecamatan yang ada warganya dalam perantauan di beberapa wilayah tersebut. "Berapa jumlahnya yang ada di perantauan Jabodetabek, kami masih menunggu datanya dari setiap kecamatan. Karena tengah dilakukan pendataan," ungkapnya.

Hal lainya, Mirna menjelaskan, update rekapitulasi data Covid-19 hingga pukul 19.00, tanggal 14 April 2020, yakni pelaku perjalanan dari wilayah terjangkit (PPDT) sebanyak 10.631 orang, yang masih dalam pemantauan sebanyak 4.790 orang. Sedangkan orang tanpa gejala (OTG) sebanyak 37 orang, dari sebanyak itu 30 orang masih dalam pemantauan dan 7 orang selesai pemantauan.

"Yang masuk orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 218 orang, yang masih dalam pemantauan sebanyak 53 orang, selesai pemantauan sebanyak 165 orang," jelasnya.

Lanjut Mirna, masuk kategori pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 25 orang, untuk pasien selesai perawatan sebanyak 16 orang, dan masih jalani perawatan 9 orang. Mereka yang masih jalani perawatan itu, yaitu 1 orang dari Sukorejo 1 di RS Soewondo, 1 orang dari Sukorejo 1 di RS Temanggung, 1 orang dari Sukorejo 2 menjalani isolasi mandiri di rumah, 1 orang dari Pageruyung juga menjalani isolasi mandiri di rumah, 1 orang dari Limbangan di RS Karyadi, 1 orang dari Kaliwungu isolasi mandiri di rumah, 1 orang dari Kaliwungu Selatan di RS Soewondo, dan 1 orang dari Ngampel isolasi mandiri di rumah serta 1 orang dari Ringinarum di RS Soewondo.

"Pasien positif Covid19 yang ditemukan 2 orang. Yakni R dirawat di RS Soewondo dan OS dirawat di RSI Sultan Agung Semarang. Saat ini kondisinya membaik sambil nunggu hasil sawb PCR, pasien di isolasi mandiri di rumah yang disiapkan oleh pemerintah Desa Boja," tandasnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kendal, Moh Toha mengatakan, tim gugus penanganan Covid-19 sudah melakukan pemantauan pemudik yang sudah kembali ke Kendal. Pemantauan itu dilakukannya dengan menggandeng tenaga pendamping tiap desa.

"Pendataan mulai dilakukan Februari-Maret. Saat itu sudah 2.400 pemudik yang sudah kembali ke rumah masing-masing. Mereka dicek kesehatanya. Untuk pemudik yang lolos pantauan akan dilacak petugas pendamping," katanya.

Pihaknya pun menugaskan tim medis tingkat puskesmas bersama Dinkes Kendal agar melakukan imbauan dan penyuluhan bagi pemudik untuk mengisolasi diri.

"Semaksimal mungkin kita upayakan pemudik yang pulang terdata. Mereka kita imbau untuk mengisolasi mandiri dan mengecek kesehatan rutin," ujarnya.

Kepala Bakeuda Kendal, Agus Dwi Lestari mengatakan, penyediaan anggaran untuk warga Kendal yang merantau di jabodetabek. Untuk jumlahnya masih belum bisa dipastikan namun sesuai kesepakatan bersama Pemkab Kendal, rencananya setiap perantau yang tidak mudik mendapatkan sekitar Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu bulan.

"Kriterianya bisa jadi perantau yang terkena PHK, perantau yang kesulitan cari kerja dan beberapa kriteria lain," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: