Grup LGBT di Facebook Batang Jadi Sorotoran, Bupati: Butuh Edukasi Khusus untuk Generasi Muda

Grup LGBT di Facebook Batang Jadi Sorotoran, Bupati: Butuh Edukasi Khusus untuk Generasi Muda

Bupati Batang M Faiz Kurniawan.-Dok Istimewa -

BATANG – Kemunculan sejumlah grup privat di Facebook yang mengidentifikasi diri sebagai komunitas gay dari wilayah spesifik di Kabupaten BATANG, Jawa Tengah, menarik perhatian publik dan pemerintah setempat.

Keberadaan grup-grup dengan anggota ribuan tersebut memicu respons dari otoritas daerah, apalagi adanya dugaan keterlibatan generasi muda.

Bupati Batang, M Faiz Kurniawan, menekankan pentingnya edukasi preventif bagi generasi muda untuk mencegah keterlibatan dalam aktivitas berisiko.

"Pemerintah daerah akan menghimbau kegiatan yang positif. Penegakan hukum terkait ranah media sosial berada di kewenangan kepolisian," jelas Bupati Faiz Kurniawan ditemui usai Sidang Paripurna di DPRD setempat, Selasa 10 Juni 2025.

Faiz mengungkapkan rencana memberikan pemahaman komprehensif tentang LGBT, terutama kepada pelajar SMP dan SMA. 

"Harapannya ada sosialisasi dan kegiatan yang menjelaskan topik ini, agar anak-anak muda terhindar dari hal tidak diinginkan," imbuhnya.

Beberapa grup yang menjadi sorotan antara lain:

*   "Gay blado dan bandar sekitar nya" (sekitar 3.500 anggota)

*   "gay bandar Batang sekitar nya kusus Jawa tengah" (sekitar 1.400 anggota)

*   "Gay Warung asem pandansari bandar blado reban" (sekitar 990 anggota)

Grup-grup privat ini secara spesifik menyebut wilayah Kecamatan Bandar, Blado, Reban, dan Warungasem dalam nama grupnya. Sebagai grup privat, keanggotaan memerlukan persetujuan admin. 

Terdapat laporan mengenai interaksi anggota di dalam grup yang mengarah pada perjumpaan langsung.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Batang, Junaenah, mendesak tindakan tegas aparat kepolisian. "Ini harus segera ditangani agar tidak meluas dan membahayakan regenerasi pemuda. Adminnya harus ditindak," tegas Junaenah. Ia menyebut fenomena ini sebagai "penyakit" yang perlu diselesaikan.

Polemik grup-grup tersebut memicu diskusi mengenai pendekatan terbaik menangani isu komunitas LGBT di ranah daring dan dampaknya di masyarakat lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: