Seminar Kebangsaan di Pekalongan, Perkuat Sinergi Antar Umat dalam Menjawab Tantangan Era Digital

--
KAJEN.RADARPEKALONGAN.CO.ID - Upaya mempererat harmoni antar umat beragama kembali ditegaskan melalui Seminar Kebangsaan yang digelar Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pekalongan di Aula Kantor Kementerian Agama setempat.
Mengangkat tema “Merawat Kerukunan di Tengah Era Post-Truth dan Kecerdasan Buatan (AI)”, kegiatan ini menjadi wadah memperkuat dialog lintas iman dan mendorong kolaborasi strategis di era digital.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan, Dr. H. Ahmad Farid, M.Si, dalam sambutannya menekankan pentingnya membumikan nilai-nilai toleransi dan hidup damai. Ia mengajak masyarakat untuk tidak sekadar menjadikan moderasi beragama sebagai slogan semata.
“Nilai-nilai universal dalam agama seperti kejujuran, empati, dan persaudaraan harus terus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah derasnya arus informasi, mari kita tetap menjadi penjaga harmoni,” ungkap Ahmad Farid.
Sementara itu, KH. M. Adib Abdushomad, M.Ag, M.Ed, Ph.D, selaku Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI, menggarisbawahi bahaya disinformasi yang kerap merusak persepsi publik. Menurutnya, perkembangan teknologi membawa dampak signifikan terhadap cara masyarakat memahami isu-isu keagamaan.
“Di zaman post-truth, seringkali narasi yang viral bukanlah kebenaran, melainkan persepsi yang dibentuk oleh emosi. Para pemuka agama harus mampu mengedepankan narasi damai yang faktual dan mencerdaskan,” ujarnya dalam paparan.
Dari unsur pemerintah daerah, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Pekalongan, H. Haryanto Nugroho, S.STP, mengingatkan pentingnya menjaga stabilitas sosial di tengah pluralitas. Ia menegaskan bahwa pemerintah senantiasa siap menjaga kerukunan melalui kerja sama antar lembaga.
“Sinergi adalah kunci. Meski perbedaan ada, kita harus tetap dalam satu semangat: menjaga kebersamaan dan memperkuat kohesi sosial,” ucap Haryanto.
Ketua FKUB Kabupaten Pekalongan, M. Sholehuddin, menambahkan bahwa forum seperti ini menjadi bukti konkret pentingnya ruang dialog dalam menciptakan saling pengertian.
“Kerukunan tidak akan hadir dengan sendirinya. Ia lahir dari komitmen bersama untuk saling mendengar, menghargai, dan bekerja sama,” katanya.
Seminar ini diikuti oleh berbagai unsur masyarakat, mulai dari tokoh lintas agama seperti NU, Muhammadiyah, Rifaiyah, LDII, GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, OMK, Pemuda Katolik, Pemuda Hindu, hingga komunitas pemuda lintas iman lainnya. Dengan kehadiran para narasumber nasional dan daerah, kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat jejaring kerukunan di Pekalongan dan sekitarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: