Merawat Makam Sesepuh, Melestarikan Asal Usul Desa Sokorejo
KESESI - Ikhtiar melestarikan sejarah tua bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya dengan menjaga warisan tua seperti makam sesepuh desa, dan berupaya memahami asal usulnya secara baik. Cara itu pula yang dilakukan pemerintah dan warga Desa Sokorejo, Kecamatan Kesesi dalam menjaga makam sesepuh desa.
Dijelaskan Kepala Desa Sokorejo, Sukirno, bahwa di desanya terdapat makam tua yang telah dirawat secara turun temurun. Makam tersebut diketahui sebagai peristirahatan Mbah Wali Jayi yang sesuai silsilah turun temurun tercatat lahir pada Minggu manis, tepatnya tanggal 2 Mei 1732. Dalam perhitungan kalender Jawa, hal itu bertepatan dengan Bulan Suro, di mana Mbah Wali Jayi meninggal ada Kamis Kliwon tanggal 5 Februari 1857.
"Mbah Wali Jayi merupakan tokoh babad desa atau tokoh yang babat alas dan menjadikan daerah ini menjadi Desa Sokorejo," ungkap Sukirno sambil memprlihatkan kayu Soko yang menjadi cikal bakal nama desanya saat ini.
Sukirno menjelaskan, setiap tahun sekali kegiatan nyadran bersih-bersih makam dilakukan menjelang bulan puasa sekaligus menjadi peringatan khaul Mbah Wali Jayi. Momentum itu juga menjadi peringatan warga, semua lapisan masyarakat antusias mengikuti acara tersebut.
"Konon ditemukanlah pohon dengan nama soko sehingga desa ini diberilah nama Sokorejo yang menjadi asal muasal nama desa kami," ungkapnya.
Sukirno mengharapkan dengan adanya kegiatan pelestarian sejarah desa agar terus dijaga dan menjadi pembelajaran bagi generasi penerus. Apalagi, sejarah tersebut terkait dengan asal usul desa. (jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: