PTM Terbatas, Kapasitas Maksimal 50 Persen
KOTA - Sejak Rabu (1/9/2021), sejumlah sekolah di Kota Pekalongan sudah memulai simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas. Simulasi PTM terbatas ini akan dilaksanakan hingga 14 September mendatang.
Dalam PTM terbatas ini, sejumlah persyaratan ketat harus dilaksanakan lantaran masih pandemi Covid-19. Diantaranya, wajib menaati protokol kesehatan, dan jumlah siswa yang mengikuti PTM maksimal sebanyak 50 persen dari kapasitas kelas.
Salah satu sekolah yang sudah memberlakukan PTM terbatas ini adalah SD Negeri Sapuro 05, Kota Pekalongan. Pantauan di lapangan, sekolah yang berlokasi di Jalan Irian, Kelurahan Sapuro Kebulen, Kecamatan Pekalongan Barat, ini mulai melaksanakan PTM terbatas pada Kamis (2/9/2021). Tampak bahwa sekolah tersebut sudah mempersiapkan dengan matang pelaksanaan PTM.
Misalnya saja, di dekat gerbang masuk sekolah maupun di depan ruang-ruang kelas, sudah disediakan tempat untuk mencuci tangan. Selain itu, semua siswa yang akan mengikuti PTM, selain wajib memakai masker, terlebih dahulu juga dicek suhu tubuhnya oleh staf sekolah setempat. Di dalam kelas, siswa menempati tempat duduk masing-masing, dimana antartempat duduk sudah diberi jarak sekitar 1,5 meter.
Kepala SDN Sapuro 05, Sigit Purwo Prasetyo MPd, mengatakan pelaksanaan PTM terbatas itu menindaklanjuti Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Nomor 420/1846 tentang penyelenggaraan pembelajaran pada satuan pendidikan di masa pandemi Covid-19.
Dalam surat edaran tersebut dinas sudah mengizinkan sekolah untuk dapat melaksanakan PTM secara terbatas, dengan syarat-syarat harus memenuhi beberapa indikator protokol kesehatan, ada izin dari orang tua, izin dari gugus tugas Covid-19.
"Syarat-syarat ini sudah kita laksanakan di awal-awal dulu waktu melakukan simulai PTM. Kemudian, sarana prasarana kita juga sudah siap. Selain itu, anak-anak kita cek suhu tubuhnya terlebih dahulu. Jika di atas 38 maka kita suruh pulang," ungkapnya, Kamis (2/9/2021).
PTM terbatas ini, imbuh Sigit, dilaksanakan dengan menerapkan prokes ketat. Setiap siswa maupun guru wajib memakai masker. Selain itu, jumlah siswa yang mengikuti PTM adalah 50 persen dari kapasitas tiap kelas.
"Tiap kelas normalnya kan 28, jadi ini kita bagi maksimal 14 anak per kelas. Untuk memudahkan, kami menggunakan nomor urut absen. Misalnya nomor urut absen nomor 1 sampai 14 hari ini masuk, sementara yang nomor absen berikutnya hari ini belajar di rumah, mengerjakan tugas dari guru secara darung, dan besok mereka yang masuk. Jadi kita selang-seling, bergantian," katanya.
Jam pembelajaran pun dibatasi, tiap hari maksimal 2 jam. "Dari pukul 07.30 sampai 09.30. Pemvelajaran maksimal dua jam, atau 4 jam pelajaran, yang mana tiap satu jam pelajaran adalah 30 menit. Ini berlaku untuk kelas 1 sampai 6, dan di sini total ada 12 rombel," bebernya.
Pihaknya mengaku sudah bisa mulai melaksanakan PTM meski masih terbatas. Menurutnya, PTM terbatss ini merupakan momen istime, lantaran sudah sekitar 1,5 tahun ini tidak melaksanakan PTM karena pandemi Covid-19.
Lusiana, warga Sapuro Kebulen, salah seorang wali murid, mengaku senang PTM sudah dimulai, meski masih terbatas. "Alhamdulillah, besok anak saya yang sudah kelas 5 SD sudah mulai bisa berangkat sekolah. Hari ini belum beeangkat, karena dia absennya nomor 18, jadi dapat jatah berangkatnya besok. Semoga ke depannya bisa terus dilaksanakan PTM, semoga segera bisa normal kembali, dan semoga corona segera hilang," katanya. (way)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: