Ratusan Umat Muslim Ikuti Khoul Pendiri Kabupaten Batang
BATANG - Ratusan umat muslim menghadiri peringatan Isra' Mi'raj dan khoul Mbah KH. Syamsudin dan KH. Hasan Sulaiman di Makam Jonggrangan, Kademangan, Kauman Batang pada Rabu (3/04/2019) siang.
Khoul dan peringatan isra' dan mi'raj ini merupakan agenda rutin tahunan yang digelar oleh para keturunan KH. Syamsudin dan KH.Hasan Sulaiman. Hal ini dilakukan dalam rangka mengenang jasa leluhur dan para syuhada yang telah mendahuluinya.
Kegiatan khoul ini dimulai sejak hari Selasa (2/04) malam dengan ziarah bersama bersama di makam KH. Syamsudin dan KH. Hasan Sulaiman. Acara ini dihadiri oleh para keturunannya dan masyarakat Kademangan, Kauman, Batang. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan al-quran 30 juz bilghoib oleh para hafidzul quran sebagai pra-acara inti mau'idloh hasanah oleh KH.Ade Fathurrahman, pengasuh Ponpes Al Barkah, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
"Ini sudah menjadi tradisi saya. Kalau tidak dilaksanakan maka seperti ada yang kurang," ujar Wakil Bupati Batang, Suyono yang juga hadir pada acara itu, dan berkesempatan menyantuni beberapa anak yatim.
Mbah KH Syamsudin dan KH Hasan Sulaiman sendiri merupakan tokoh pendiri Kabupaten Batang yang makamnya terletak di jalan Pemuda Kademangan, Kauman Batang. Area kompleks makam yang kecil ini memiliki arti tersendiri bagi para peziarah dan pengunjungnya.
"Terdapat 4 makam utama di makam Jonggrangan, yakni Mbah Syamsudin beserta istrinya, Raden Purwakusuma atau Joyomenggolo Sepuh yang merupakan keturunan dari Tumenggung Djayengrana 2 dari Wiroto (Wiradesa), R. Natakusuma atau Joyomenggolo Anom. Kemudian di bawah makam utama ini terdapat makam para keturunannya termasuk KH Hasan Sulaiman," jelas Ketua panitia acara, Jauhari Umar.
Jauhari Umar menjelaskan, para tokoh ini termasuk dari para pendiri Kabupaten Batang keturunan dari Tumenggung Djayengrana dari Wiradesa yang silsilahnya bersambung hingga ke Syeh Ahmad Rahmatillah atau dikenal dengan Sunan Sendang Duwur Lamongan Di Paciran, Lamongan yang kemudian menetap di Kademangan, Kauman, Batang setelah berpindah dari Wiradesa sejak Djayengrana 3 pendiun dari bupati Wiroto dan menetap di Batang menjadi Demang. Hal inilah yang menjadi katarbelakang toponim dari Dukuh Kademangan.
Makam Jonggrangan sendiri diambil dari kata Djayengranan karena tinggal di wilayah tersebut para keturunan Djayengrana 3. Seiring zaman Djayengranan berubah menjadi "Jonggrangan" mengikuti dialek lokal.
"Setiap tahun masyarakat Kademangan, Kauman dan para keturunannya rutin mengadakan peringatan haul, tepatnya tanggal 27 Rajab," tandas Jauhari Umar. (nov)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: