Rencana Vaksinasi Bumil Terkendala Stok Vaksin

Rencana Vaksinasi Bumil Terkendala Stok Vaksin

KOTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejak 2 Agustus 2021 lalu telah merekomendasikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Indonesia untuk dapat melaksanakan vaksinasi Covid-19 terhadap ibu hamil.

Meski demikian, vaksinasi terhadap ibu hamil (bumil) di Kota Pekalongan sampai saat ini belum bisa dilakukan karena masih terkendala ketersediaan stok vaksin Covid-19.

Hal ini sebagaimana diungkapkan Wali Kota Pekalongan H Achmad Afzan Arslan Djunaid. "Untuk ibu hamil sebetulnya sudah bisa, tetapi masih kita programkan bagaimana formulanya yang tepat untuk ibu hamil. Mungkin bisa kita ajak PKK, Polwan, Persit, Bhayangkari, untuk bagaimana kita sosialisasi ke masyarakat untuk vaksinasi ke ibu hamil. Vaksinasi untuk ibu hamil sementara ini belum kita laksanakan, karena mau kita genjot tapi vaksin kita belum aman stoknya," ungkap Afzan, usai meninjau serbuan vaksinasi yang dilaksanakan Pekalongan Tanggap bersama TNI Kodim 0710/Pekalongan di GOR Jetayu, Kamis (12/8/2021) sore.

Sebelumnya, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Pekalongan, Zahidah, mengungkapkan bahwa vaksinasi Covid-19 terhadap ibu hamil di Kota Pekalongan diperkirakan akan dimulai pada Agustus ini. Adapun ibu hamil yang direkomendasikan untuk mendapat vaksinasi Covid-19 adalah yang usia kehamilannya di atas 14 minggu sampai 33 minggu.

"Yang di usia kehamilan belum 14 minggu tidak termasuk dalam sasaran imunisasi karena sangat rentan, juga yang di atas 33 minggu karena sudah persiapan persalinan," ungkap Zaidah, Rabu (28/7/2021).

Untuk Kota Pekalongan sendiri, kata Zahidah, dari hasil pendataan oleh Puskesmas, Bidan, maupun fasilitas layanan kesehatan ibu dan anak ada sekitar 1.100 ibu hamil yang usia kehamilannya antara 14 minggu sampai 33 minggu.

Dengan telah disuntik vaksin, diharapkan ibu hamil terlindungi dari pandemi Covid-19 sehingga nantinya bisa menyusui bayinya secara full. Selain itu, yang paling penting, adalah untuk mencegah ibu hamil mengalami kondisi yang berat ketika terkena Covid-19 dan menularkannya ke janin. "Kalau ibu hamil terkena Covid maka akan lebih berbahaya, kehamilan harus diakhiri, kondisi ibu hamil bisa fatal," tuturnya.

Apalagi, Zahidah mengungkapkan, angka kematian ibu hamil akibat Covid cukup tinggi. Di Jawa Tengah, sampai Juni kematian ibu hamil yang terpapar Covid-19 mencapai 52%. Sementara di Kota Pekalongan, Zaidah menyebutkan kematian pada ibu bersalin sudah ada 7 tujuh orang. Dari tujuh orang itu, tiga orang bukan karena Covid-19. Sementara yang empat orang meninggal karena kena Covid-19 di awal-awal usia kehamilan. Yang empat orang meninggal karena Covid "Maka dari itu perlu diantisipasi, kalau tidak diantisipasi bisa membahayakan ibu hamil," ungkapnya.

Zahidah mengimbau kepada semuanya, terutama ibu hamil untuk waspada dengan pandemi Covid-19. Harus selalu menjaga kondisi kesehatan tubuh, makan makanan bergizi, istirahat cukup, dan selalu mematuhi protokol kesehatan agar tidak tertular Covid-19. Sebisa mungkin ibu hamil tetap berada di rumah.

"Ibu hamil harus tetap jaga kondisi, sesering mungkin di rumah saja, tetap pakai masker, jangan sepelekan protokol kesehatan. Kalau tidak ada keluhan, tetap stay di rumah. Insyaallah selama asupan gizinya tercukupi, selama tidak terjadi benturan, jatuh dan sebagainya, insyaallah bayi akan baik-baik saja," imbaunya.

"Jaga kondisi, makan teratur dan bergizi, istirahat cukup, jangan terlalu banyak beraktivitas sehingga terlalu capek dan kondisinya menurun. Untuk suami, harus jadi suami siaga, jaga kondisi istri Anda dan bayinya," imbuh Zaidah.(way)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: