Retribusi Wajib, Prokes Juga Penting
KOTA - Petugas penarik retribusi Pasar Grogolan, Kota pekalongan, memanfaatkan tugas menarik retribusi para pedagang sekaligus untuk memberikan sosialisasi dan imbauan penerapan protokol kesehatan. Hampir setiap hari saat menarik retribusi, petugas terus mengingatkan pedagang maupun pembeli agar tetap menerapkan prokes dengan menggunakan masker.
"Untuk di Pasar Grogolan, hampir setiap saat, setiap hari saat petugas menarik retribusi selalu mengingatkan agar pedagang maupun pembeli taat menerapkan protokol kesehatan. Minimal dengan menggunakan masker," ungkap Koordinator Pasar Grogolan, Mansur, yang ditemui usai berkeliling menarik retribusi pasar, Rabu (1/12/2021).
Meskipun pihaknya selalu menemui karakter pedagang yang berbeda-beda, namun sosialisasi terus digencarkan. "Ketaatannya macam-macam. Ada yang peduli, ada yang tidak menghiraukan. Tapi kami terus mensosialisasikan. Kami juga bagikan masker bagi pedagang yang memang tidak membawa," tambahnya.
Kondisi Pasar Grogolan sendiri, lanjut Mansur, sudah kembali seperti semula setelah kasus Covid-19 di Kota Pekalongan mereda. Saat kasus mencapai puncaknya pada Juni-Juli lalu, kondisi pasar relatif lebih sepi. "Kalau sekarang sudah kembali lagi, sudah ramai dan normal," katanya.
Selain prokes, pihaknya juga aktif mensosialisasikan vaksinasi bagi pedagang. Dalam pelaksanaan vaksinasi tahap pertama belum lama ini, dikatakan Mansur antusiasme pedagang terbilang tinggi. Dari sekitar 1.000 pedagang di Pasar Grogolan, 400 pedagang mengikuti vaksinasi yang dilaksanakan di pasar tersebut.
"Kemarin cukup antusias. Kami selalu ajak dan berikan pemahaman terkait vaksinasi ini. Harapan pedagang kalau ada vaksinasi bisa dilaksanakan di wilayah pasar sehingga lebih mudah diakses dan mereka juga tidak terlalu lama meninggalkan barang dagangan," jelasnya.
Sementara salah satu pedagang, Rubkhan, mengaku memang saat ini sudahh tidak rutin menggunakan masker. Sebab menurutnya kondisi di pasar sudah stabil. "Kadang pakai kadang tidak. Tapi selalu bawa masker," tutur pedagang telur tersebut.
Dia juga merupakan salah satu pedagang yang belum mendapatkan vaksinasi. Rubkhan mengungkapkan memang dirinya jarang disuntik sejak dulu karena memiliki trauma. Sehingga untuk vaksinasipun saat ini belum diikutinya. "Nantilah dipiki-pikir dulu," ucapnya terkait niat mengikuti vaksinasi.
Terkait virus Covid-19, dia juga berujar bahwa tidak sepenuhnya takut. Sebab menurut Rubkhan, Covid-19 merupakan sesuatu yang tidak terlihat. "Agak takut, agak tidak. Karena tidak kelihatan juga. Kalau terlihat mungkin takut," tandasnya.
Berkebalikan dengan Rubkhan, pedagang yang lain, Riskiyah, justru mengaku selalu waspada sehingga dirinya tetap menjalankan prokes dengan minimal menggunakan masker. "Saya selalu gunakan masker, kecuali saat makan. Saya manut saja aturannya karena kalau Covid-19 naik lagi berdampak juga bagi pedagang," katanya.(nul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: