Ribuan Orang Hadiri Maulid Akbar Majelis Jati Sumo Negoro

Ribuan Orang Hadiri Maulid Akbar Majelis Jati Sumo Negoro

KOTA - Ribuan orang menghadiri Maulid Akbar yang digelar Majelis Sholawat Jati Sumo Negoro di Gedung Kanzus Sholawat, Jalan dr Wahidin, Kota Pekalongan, Kamis (20/6) malam. Rencananya, maulid akbar tersebut akan digelar secara rutin satu bulan sekali.

MAULID - Ribuan orang menghadiri Maulid Akbar Majelis Jati Sumo Negoro di Gedung Kanzus Sholawat, Jalan dr Wahidin Kota Pekalongan, Kamis (20/6) malam. WAHYU HIDAYAT

Maulid Akbar ini diisi pula dengan lantunan sholawat oleh tim Hadroh Majelis Az Zahir Pekalongan, Majelis Jati Sumo Negoro Blitar, serta tim hadroh dari Polres Pekalongan Kota.

Mewakili pihak panitia dan keluarga besar Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya selaku 'Shohibul Bait' atau tuan rumah, Kiai Kholid Ma'rufi dalam sambutannya menjelaskan latar belakang nama Majelis Sholawat Jati Sumo Negoro.

Pengasuh Ponpes Syafii Akrom Kota Pekalongan ini menuturkan, nama Jati Sumo Negoro merupakan julukan dari kakek Habib Muhammad Syarif Hidyatullah Al Husaini, yakni Habib Hasan bin Toha bin Yahya yang memiliki julukan Syekh Kramat Jati atau Singo Barong.

"Artinya bahwa nama Majelis Jati Sumo Negoro ini merupakan sebuah nama yang luar biasa dengan tujuan supaya keturunan-keturunan al Habib Hasan tidak melupakan para pendahulunya," jelasnya.

Begitu pula, imbuh Ma'rufi, Majelis Az Zahir. Dia menjelaskan bahwa nama Az Zahir merujuk pada sebuah nama pondok pesantren di Probolinggo, Jawa Timur, yang bernama Pondok Pesantren Az Zahir. Yang memberi nama adalah al Habib Abubakar Assegaf. Habib Abubakar Assegaf ini tak lain merupakan kakek dari Habib Ali Zainal Abidin Assegaf.

"Nama-nama ini adalah nama yang luar biasa, yang mengajarkan kepada kita supaya kita ini tidak melupakan sejarah. Contoh lagi adalah nama Syafii Akrom, yang dijadikan nama sebuah ponpes, untuk mengenang para ulama yang luar biasa yang ada di Pekalongan yakni KH Syafii Abdul Majid Pringlangu dan KH Akrom Hasani Jenggot," imbuhnya.

Lebih lanjut, Kiai Ma'rufi menggarisbawahi ada pesan khusus dengan adanya pemberian nama yang merujuk pada ulama-ulama pendahulu tersebut. Pesannya adalah agar kita sebagai generasi penerus bangsa tidak melupakan terhadap para pendahulunya. "Sebab, kalau kita melupakan sejarah, maka akan merusak bangsa. Kekuatan bangsa adalah bagaimana kita bisa tetap menghargai sejarah-sejarah yang diwariskan oleh para pendahulu kita," tuturnya.

Kiai Ma'rufi mengungkapkan pula bahwa kegiatan maulid akbar juga mengajarkan kita sebagai generasi penerus bangsa untuk cinta kepada Rasulullah SAW dan cinta kepada tanah air. "Salah satu wujud dari cinta kepada Rasulullah SAW adalah mencintai tanah air kita Indonesia," terangnya.

Acara dilanjutkan dengan ceramah oleh Habib Ahmad bin Muhammad Al Habsyi. Dalam ceramahnya, Habib Ahmad menjelaskan bahwa diadakannya majelis-majelis semacam itu adalah dalam rangka menambah kecintaan kita kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Majelis-majelis sholawat, majelis dzikir, termasuk dari mencintai Rasulullah, yaitu dengan mencintai negara kita.

"Malam hari ini kita sedang membuktikan bersama-sama kalau kita adalah bangsa, kita adalah rakyat yang cinta kepada negara kita. Apa bukti kecintaan kita kepada bangsa dan negara ini? Buktinya kita bersama-sama kumpul di majelis ini mendoakan yang terbaik untuk negara ini. Kita berkumpul untuk berdzikir kepada Allah, yang karena dzikir dan sholawat, Allah menurunkan keberkahan bagi negara ini. Semoga majelis-majelis seperti ini bisa menolak segala bencana," paparnya.

Pada kesempatan tersebut, Habib Ahmad berpesan kepada seluruh jemaah untuk selalu cinta kepada Rasulullah SAW. Dia menuturkan bahwa hadirnya seluruh jemaah dalam majelis tersebut tak lain karena rasa cinta kepada Rasulullah SAW. Salah satu wujud mahabbah atau cinta kepada Rasulullah, dibuktikan pula dengan meniru akhlak Rasulullah SAW. "Mencintai Rasulullah, maka harus meniru akhlah Rasulullah. Kita harus selalu berbuat kebaikan dan menjadi orang yang bermanfaat bagi semua," lanjutnya.

Majelis maulid tersebut ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Rais 'Aam Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (JATMAN), Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Hasyim bin Yahya serta lantunan sholawat Padang Bulan dan Merah Putih.

Turut gadir dalam acara ini, sejumlah ulama dan habaib. Antara lain Habib Luthfi bin Ali bin Yahya, Habib Ali Zainal Abidin Assegaf, Habib Husein bin Luthfi bin Yahya, Habib Ahmad bin Muhammad Al Habsyi, Rais Syuriah PCNU Kota Pekalongan KH Zakaria Ansor, sejumlah anggota TNI dan Polri, Asisten I Walikota Pekalongan Doyo Budi Wibowo, Kepala Kemenag Kota Pekalongan Akhmad Mundakir, dan beberapa pejabat lainnya. (way)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: