Ribuan Warga Ikuti Salat Gerhana Matahari
*Di Masjid Jami Pekalongan
KOTA - Ribuan umat muslim di Pekalongan dan sekitarnya mengikuti salat sunnah gerhana matahari yang digelar di Masjid Jami Pekalongan, Kamis (26/12). Salat yang digelar dalam rangka menghidupkan sunnah nabi tersebut, disambut antusias masyarakat. Menurut catatan pengurus masjid, lebih dari 5.000 jamaah ikut dalam salat yang dipimpin oleh Habib Abdullah Bagir bin Ahmad Al-Athas tersebut.
Pengurus Yayasan Masjid Jami (Yasmaja), Drs KH Abdul Fattah Yasran mengatakan, salat dilaksanakan mulai pukul 12.30 atau usai salat duhur dan berlangsung hingga pukul 13.00 lebih. Menurut Abdul Fattah, salat digelar dalam rangka memenuhi anjuran Nabi Muhammad SAW dan bersifat sunnah.
"Karena Nabi menganjurkan apabila terjadi gerhana baik bulan maupun matahari, agar melaksanakan salat sunnah dan berdoa. Karena waktu zaman Nabi pernah terjadi gerhana dan Nabi bersama para sahabat melaksanakan salat sunnah," tuturnya.
Dalam momentum tersebut, dikatakan Abdul Fattah juga disampaikan pesan kepada masyarakat agar tidak mempercayai segala mitos maupun ramalan yang berkaitan dengan gerhana. Apalagi, mitos maupun ramalan tersebut terkait dengan hal-hal yang tidak baik. "Tadi sempat disampaikan dalam khutbah oleh Dr KH Imam Khanafi M.Ag sebagai khotib, bahwa masyarakat agar tidak percaya terhadap berbagai ramalan yang tidak baik terkait dengan terjadinya gerhana," kata Abdul Fattah.
Dia juga menjelaskan bahwa tata cara salat gerhana berbeda dengan salat lainnya. Salat dilaksanakan dua rakaat namun tiap rakaat ada dua kali berdiri dan dua kali rukuk. "Rakaat pertama setela takbir, membaca doa iftitah dan taawudz dilanjutkan dengan membaca surat Al-fatihah dan surat dalam Alquran. Setelah itu rukuk dan itidal namun tidak sujud melainkan kembali membaca surat Al-fatihah dan surat lainnya baru kemudian rukuk yang kedua, itidal dan sujud," jelasnya.
Setelah bangkit dari sujud, duduk sejenak dan dilanjutkan dengan melaksanakan rakaat kedua. Rakaat kedua dilakukan sama seperti rakaat pertama namun bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya. Selain itu dikatakan Abdul Fattah, bacaan saat rukuk dan sujud lebih panjang dari salat biasa.
"Saat rukuk dan sujud, bacaan tasbihnya lebih lama dan lebih banyak. Kalau tadi Habib Bagir mungkin sampai 25 kali. Jika biasanya bacaan tasbih dalam rukuk hanya 3 kali, dalam salat kali ini diperbanyak. Begitu juga saat sujud bacaan tasbihnya juga diperbanyak," tambah Abdul Fattah.
Dia menegaskan, dengan melaksanakan salat gerhana maka masyarakat diajak bersama-sama untuk menghidupkan sunnah Nabi Muhammad sehingga bisa mendapatkan syafaat. "Sesuai dengan hadist nabi, 'barang siapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia telah mencintaiku. Dan barang siapa yang telah mencintaiku, maka aku bersamanya di surga'," tegasnya.
Sesuai dengan apa yang menjadi tujuan bersama, Hanif salah satu warga yang mengikuti salat gerhana mengaku mengikuti salat gerhana dalam rangka melaksanakan sunnah. Selain itu, momentum gerhana yang merupakan peristiwa alam menurutnya akan lebih baik diisi dengan kegiatan yang baik.
"Utamanya menjalankan sunnah nabi. Selain itu momentum peristiwa alam seperti ini jarang terjadi sehingga saya ingin memanfaatkannya dengan melakukan kegiatan yang baik, apalagi ini sunnah," tandasnya.(nul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: