Ribuan Warga Masih Bertahan di Pengungsian

Ribuan Warga Masih Bertahan di Pengungsian

**Banjir Belum Surut

MENGUNGSI - Ratusan warga terdampak banjir masih bertahan di posko pengungsian di Masjid Al Karomah, Tirto, Selasa (25/2/2020).

KOTA - Hingga Selasa (25/2/2020) siang, banjir yang merendam sebagian wilayah Kota Pekalongan sejak Senin (24/2/2020) belum juga surut. Ketinggian genangan di beberapa lokasi, seperti di Kelurahan Tirto dan Pasirkratonkramat masih berkisar 20-70 cm. Ribuan warga yang rumahnya kebanjiranpun masih bertahan di sejumlah posko pengungsian yang ada.

Data BPBD Kota Pekalongan hingga Selasa (25/2/2020) dini hari menyebutkan, total ada 1.776 korban banjir yang tersebar di 19 titik pengungsian.

Kasi Kesiapsiagaan Bencana pada BPBD setempat Dimas Arga Yudha menerangkan bahwa pengungsi terbanyak berada di Masjid Al Karomah, mencapai 435 jiwa. "Jumlah pengungsi ini kemungkinan besar masih akan terus berubah seiring perkembangan kondisi wilayah terdampak," ungkapnya, Selasa siang.

Menurut Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Pekalongan, Saminta, banjir yang melanda Kota Pekalongan kali ini memang cukup parah. Sekitar 80 persen wilayah di Kota Pekalongan terendam. Adapun wilayah terparah berada di Kecamatan Pekalongan Barat khususnya di Kelurahan Tirto dan Pasirkratonkramat, serta di Kecamatan Pekalongan Utara.

Lokasi lainnya yang dijadikan posko pengungsian diantaranya Mushola Al Ikhsan Tirto. Di lokasi ini pengungsi berjumlah 100 jiwa. Kemudian di Stadion Hoegeng 264 jiwa, aula Kelurahan Tirto 105 jiwa, aula Kecamatan Pekalongan Barat 306 jiwa, mushola Darul Istiqomah Tirto 68 jiwa, mushola Baitul Iman Klego 65 jiwa, aula Kelurahan Pasirkratonkramat 56 jiwa, dan beberapa tempat lainnya.

Wakil Wali Kota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid menuturkan, mengenai bahan pangan seperti beras, telur, mi instan untuk para pengungsi sudah tercukupi. Namun, para pengungsi juga butuh matras atau karpet untuk alas tidur, serta selimut untuk balita maupun lansia.

"Karena kondisi cuaca yang masih hujan tentunya dingin, ini kasihan untuk lansia dan balita. Jga butuh diapers untuk anak-anak dan orangtua. Butuh obat-obatan semacam minyak angin, minyak telon untuk anak-anak, obat diare, obat gatal, dan sebagainya," terangnya.

Suratmi (69), warga RW 01 Kelurahan Tirto, Pekalongan Barat menuturkan ia dan suaminya mengungsi ke Masjid Al Karomah sejak Senin dini hari. "Sekitar subuh saya mengungsi ke sini karena banjir di dalam rumah saya sudah sampai setinggi perut," katanya.

Dia menambahkan dalam sebulan ini sudah mengungsi hingga tiga kali. "Sepertinya banjir yang kali ini yang paling besar, karena selain disebabkan hujan deras, juga akibat air Sungai Bremi meluap," ungkapnya. (way)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: