Satu Siswa Positif Covid-19, Uji Coba PTM di SMAN Ini Dihentikan

Satu Siswa Positif Covid-19, Uji Coba PTM di SMAN Ini Dihentikan

Uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di SMAN 1 Wonogiri yang baru dimulai Senin (5/4) dihentikan untuk sementara lantaran salah satu siswa terkonfirmasi positif Covid-19.

Penemuan kasus positif Covid-19 itu setelah Pemkab Wonogiri melakukan rapid test antigen maupun swab test kepada para siswa peserta uji coba PTM.

Dari pantauan Radar Solo, Tim Satgas Penanganan Covid-19 Wonogiri melakukan pantauan langsung ke sekolah-sekolah yang melakukan uji coba PTM, termasuk SMAN 1 Wonogiri.

Tim satgas memberikan edukasi dan menguatkan komitmen kepada para guru, karyawan, dan siswa untuk saling menjaga agar tidak terjadi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah saat uji coba PTM dilakukan.

Siswa diberikan pemahaman oleh tim gabungan dari Satgas Penanganan Covid-19 Wonogiri tentang pentingnya menjaga protokol kesehatan di sekolah dan di luar sekolah.

Sebelum masuk kelas, siswa menjalani rapid test antigen terlebih dahulu.

Sejumlah siswa tampak meringis saat diambil sampelnya. Namun, ada juga siswa lain yang tampak biasa saja.

Rapid test antigen sudah direncanakan untuk menyasar para siswa SMA dan sederajat, yang mengikuti uji coba PTM. Diketahui, terdapat tiga sekolah setingkat SMA yang melakukan uji coba PTM di Kota Sukses yakni SMAN 1 Wonogiri, SMKN 1 Wonogiri, dan MAN Wonogiri.

"Kami sudah sepakat sebelumnya, anak-anak SMA sederajat yang ikut simulasi PTM di-rapid test antigen. Guru kan sudah, hasilnya seperti apa nanti kami laporkan kepada Pak Bupati. Kajian epidemiologi seperti apa, nanti Pak Bupati yang akan mengambil kebijakan," kata Sekda Wonogiri Haryono di sela-sela pemantauan uji coba PTM di SMAN 1 Wonogiri, Senin (5/4).

Haryono membenarkan informasi soal hasil rapid test antigen seorang siswa SMAN 1 yang positif Covid-19. "Laporan kepada kami sementara itu," katanya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Wonogiri Adhi Dharma mengatakan, alasan rapid test antigen hanya dilakukan kepada siswa SMA dan sederajat karena mobilitas mereka yang dinilai tinggi.

Sementara siswa SD ataupun SMP mobilitas mereka tidak terlalu tinggi atau terbatas. Apalagi anak-anak SMA dan sederajat terkadang juga ikut kegiatan kemasyarakatan, seperti karang taruna.

Hasil penelusuran dinkes, siswa yang positif Covid-19 tersebut diketahui sebelumnya mengikuti kegiatan nyinom (kurang lebih berarti muda mudi yang membantu warga di kampungnya hajatan) di sekitar rumahnya.

"Pihak puskesmas langsung menelusuri ke sana (sekitar rumah), mencari tahu ada atau tidak kasus tambahannya. Untuk mengantisipasi sebelum anak-anak kontak dengan yang lain. Semisal dia sebelum masuk ke sekolah dan melakukan kontak dengan yang lain, kami tracing dulu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: