Sawahan di Sastrodirjan Semakin Mengering

Sawahan di Sastrodirjan Semakin Mengering

*Diduga Akibat Aktivitas Gol C

WONOPRINGGO - Aktivitas pertambangan galian golongan C di sepanjang Sungai Sengkarang ternyata memberi dampak buruk bagi areal pertanian di Desa Sastrodirjan, Kecamatan Wonopringgo. Pasalnya, sawah warga kini semakin mengering dan tidak bisa ditanami padi.

Kepala Desa Sastrodirjan, Widiana saat ditemui Radar di kantornya, Selasa (4/8/2020) kemarin menjelaskan, lahan persawahan tersebut lebih dari empat tahun ini menjadi tidak produktif lagi. Penyebabnya, sistem pengairan di wilayah desanya terkendala akibat terdampak pengerukan galian C di seberang sungai di desanya. Hasilnya, sawah di empat dusun, yakni Dusun Sedran, Dusun Bleber, Dusun Puton, dan persawahan di Dusun Wonolobo kering tidak lagi bisa ditanami padi.

"Pengerukan material sungai hingga kedalaman 9 meter di seberang wilayah desa kami mengakibatkan aliran air berubah, bukan saja pertanian yang menjadi kendala, resapan air juga dirasakan warga karena banyaknya sumur yang kering. Jadi, daur hidrologinya terganggu," ungkap kades perempuan yang dilantik tahun lalu itu.

Widiana pun terus menyuarakan keresahan warga desanya yang terdampak aktifitas galian C. Idealnya, setiap aktivitas Gol C haruslah diikuti dengan pembuatan reklamasi, sehingga daya rusaknya terhadap lingkungan sekitar bisa diminimalisir.

"Warga sudah tidak lagi dapat menanam padi, sementara kendala penanaman palawija musuhnya babi hutan," ungkap alumni Universitas Semarang ini.

Dia mengaku telah beberapa kali menyampaikan permasalahan tersebut dalam forum Musrenbang Kecamatan. Warga juga mengharapkan pemerintah daerah bisa turun tangan membangun bronjong untuk menahan lambiran Sungai Sengkareng agar tidak terus terusan longsor.

"Kalau tak ada penanganan, kondisi ini jelas mengganggu proses produksi pangan di Sastrodirjan. Yang jelas menyangkut galian C, kan domain kewenangannya ada di kabupaten dan provinsi, termasuk aspirasi pembuatan bronjong juga kami harapkan bisa segera direalisasi," jelasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pekalongan, Siswanto, mengaku prihatin dengan permasalahan yang dialami warga Desa Sastrodirjan. Sebagai instansi yang menanggungjawabi lestarinya produksi pangan, kata dia, Dinas Pertanian mengkhawatirkan apa yang terjadi di Sastrodirjan bisa mengancam produksi pangan, khususnya padi di Kabupaten Pekalongan.

"Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk bersama-sama melihat kondisi lapangan, sehingga tahu langkah-langkah apa yang harus dilakukan. Apabila itu kewenangan provinsi atau pusat, maka kita perlu segera melaporkan sekaligus mengusulkan penanganannya," ujarnya. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: