Sayuran Organik di Sengare Terkendala Pemasaran
TALUN - Banyaknya pemanfatan lahan yang dijadikan lahan pertanian sayuran hingga saat ini terkendala depot penjualan. Seperti dikeluhkan Hasanudin, petani sayuran organik di Desa Sengare, Kecamatan Talun.
Ia menjelaskan, langkah prospektif pemanfaatan lahan telah dilakukan, dari sayuran selada, caisin, kangkung, terong hingga kacang panjang dengan sistem organik tanpa menggunakan pestisida berbuah sangat bagus, sehingha terus dikembangkan bisnis tersebut. Namun sayangnya, hingga saat ini melimpahnya pasokan hasil panen sayuran tersebut terkendala pemasaran.
"Kendalanya saat ini. kami belum nemu pengepul. Hasil sayuran banyak, semntara ini kesulitan buangnya," ungkap Hasanudin yang juga mantan Kepala Desa Sengare kepada Radar, baru-baru ini.
Pihaknya siap memasok pengepul atau pesanan secara kontinyu dari Mall dengan standar kualitas yang ditentukan. "Kalau bisa saya ketemu pihak terkait, butuhnya perhari atau perminggu berapa pun saya siap
pasok daun selada, pakcoy, caisin, terong, kacang panjang," jelas Hasanudin.
Dikatakan, saat ini daun selada yang banyak digunakan untuk burger, kebab, dan lalapan di resto dipatok dengan harga Rp 30 ribu per kilo gramnya. Sementara untuk caisin Rp 4000/Kg, pokcay Rp 5000/Kg.
Hasanudin berharap potensi pertanian sayuran organik terus dapat dikembangkan. Selain sehat dikomsumsi kelurga, juga akan mempunyai nilai tambah untuk penghasilan keluarga. "Lahan di wilayah desa kami luas, berapun kebutuhan saya siap memenuhinya," tukasnya.
Sementara pihak ketiga dari peusahaan nasional berbasis jaringan, Burhan menjelaskan, pihaknya siap menggandeng para petani di Kabupaten Pekalongan, sehihngga dapat mengakomodir hasil petani dan harga pun dapat stabil.
"Nanti akan saya tindak lanjuti, banyak potensi pertanian yang masih terkendala penjualan, nah sistem keagenan ini masih kita buat," pungkasnya. (jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: