Dapat Bantuan Isotank, Ganjar Berharap Distributor Oksigen Lebih Lancar
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali melakukan sidak ke depo-depo gas oksigen di Jateng. Setelah kemarin sidak ke dua depo oksigen di Demak, hari ini Ganjar mengecek distributor gas di Kawasan Industri Candi Kota Semarang bernama PT Surya Gas.
Di tempat itu, Ganjar melihat proses produksi gas berjalan lancar. Suplai gas dari Cikarang juga aman, dengan pengiriman sehari sekali.
"Saya ingin memastikan bagaimana operasionalisasinya. Alhamdulillah prosesnya lancar. Memang karena permintaan tinggi, kita harus pastikan suplai gasnya berjalan aman," kata Ganjar.
Biasanya lanjut dia, kebutuhan distributor gas di Jateng dipasok seminggu tiga kali. Tapi karena pandemi, suplai gas bisa dipasok sehari sekali.
"Maka kita harus pastikan di industrinya cukup apa tidak. Kalau kurang kan mesti disiapkan. Kabar baiknya, tadi pagi kita sudah dapat bantuan Isotank lima unit. Dengan begitu, diharapkan distribusi bisa jauh lebih cepat," jelasnya.
Dalam kondisi darurat saat ini, Ganjar telah membentuk Satgas Oksigen di Jateng. Nantinya, Satgas Oksigen bertugas memastikan pasokan oksigen aman, mulai dari sisi hulu sampai hilir.
"Tadi malam sudah saya lembagakan Satgas Oksigennya. Saya minta segera bekerja, agar bisa mengkoordinasikan antar perusahaan, distributor sampai rumah sakit," jelasnya.
Dengan cara itu, diharapkan semua kompak untuk menyelesaikan persoalan oksigen ini. Mulai di sisi hulu bisa dikontrol, dan manajemen rumah sakit di sisi hilir diperbaiki.
"Kami sudah buatkan sistemnya, Kamis besok sudah bisa dioperasionalkan. Sudah ada 14 distributor yang tergabung dalam group kami untuk menyelesaikan persoalan ini," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur PT Surya Gas Singgih Wiryono mengatakan, awalnya perusahaan miliknya memproduksi gas oksigen untuk keperluan industri. Namun karena pandemi saat ini, pihaknya mengkonversi menjadi oksigen untuk medis.
"Kami dulu memproduksi sebagian besar oksigen untuk industri. Tapi kita melihat bahwa Jateng ini ada pandemi dan permintaan oksigen untuk medis luar biasa, jadi kami secara kemanusiaan tergerak untuk memfokuskan produksi untuk medis," katanya.
Singgih mengatakan, produksi oksigen di tempatnya terus meningkat di tengah pandemi. Jika biasanya hanya 4000 meter kubik perhari, saat ini permintaan bisa mencapai 7000 meter kubik perhari.
"Dan semua produksi kami alihkan ke oksigen medis. Untuk harga tidak ada kenaikan, pertabung Rp50.000 untuk kapasitas 6 meter kubik dan Rp30.000 untuk kapasitas satu meter kubik," pungkasnya. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: