Sidak Pembangunan Bendung Gerak, Komisi B Berharap Kerja Sama Pemilik Kapal
KOTA - Komisi B DPRD Kota Pekalongan melakukan sidak ke lokasi pembangunan proyek bendung gerak, Senin (19/12/2022). Komisi B berharap, pembangunan bendung gerak bisa didukung oleh semua pihak termasuk para pemilik kapal. Sebab pengerjaan terkendala dengan adanya kapal-kapal yang masih tertambat di jalur pembangunan bendung gerak atau di hulu sungai. Kondisi itu membuat kegiatan pemancangan belum berjalan optimal.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Pekalongan, Mabrur mengatakan, agar proses pembangunan berjalan lancar maka kapal-kapal yang masih tertambat di jalur pengerjaan bendung gerak dapat digeser ke muara. Sehingga saat bendung gerak akan difungsikan, sudah tidak ada lagi kapal-kapal yang tertambat di sana.
"Kalau masih ada kapal yang tertambat di hulu diperkirakan sudah tidak dapat keluar dari bendung gerak. Kami berharap pemilik-pemilik kapal bersedia untuk bekerja sama dan legowo. Apalagi ini demi kebutuhan bersama bagi warga di Kota Pekalongan. Untuk itu DKP mungkin bisa duduk bersama dan membicarakan hal tersebut dengan para pemilik kapal," kata Mabrur.
Menurutnya, pembangunan bendung gerak dapat menjadi titik akhir dalam rangka penanggulangan banjir dan rob di Kota Pekalongan. Keberadaannya diperkirakan mampu mengendalikan debit air yang melimpah, baik yang berasal dari hujan maupun dari rob.
"Melalui bendung gerak diharapkan air dari lautan saat rob sudah tidak bisa lagi masuk ke sungai ataupun melimpas ke daratan. Sementara debit air yang berasal dari hujan saat berada di bendung gerak, akan dipompa ke kolam retensi melalui rumah pompa yang ada di sana. Jadi, air di sungai akan betul-betul terkendali dengan adanya bendung gerak," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Pekalongan, Sugiyo mengatakan, tahapan pembangunan bendung gerak telah melakukan pemancangan untuk pengerjaan parapet. Kegiatan pemancangan dilakukan di sisi kanan dan kiri sungai. Namun proses tersebut masih terkendala adanya galangan-galangan kapal yang masih aktif dan produksi, sehingga kapal-kapal tersebut harus dikeluarkan untuk ditambatkan di sebelah utara bendung geraksungai.
Untuk pembangunan dan penutupan bendung gerak, maka kapal harus bergeser ke kolam retensi yang digunakan sebagai tempat tambat sementara. Kapasitas kapal yang dapat ditampung di sana sebanyak 150 unit, sementara jumlah kapal yang tertambat di hulu bendung gerak diperkirakan mencapai sekitar 200 unit kapal.
"Sisa kapal yang belum tertampung diharapkan bisa bergeser ke arah sisi muara atau hilir bendung gerak. Selanjutnya akan dikelola lagi hingga terbangunnya pelabuhan Onshore di Kota Pekalongan," kata Sugiyo.
Selain itu, dia menyatakan saat ini juga masih ada kapal yang mangkrak di jalur pembangunan. Untuk mengatasinya, pihaknya menyiapkan dua cara. Untuk kapal yang tidak dapat bergerak sama sekali maka akan dibongkar dan kayunya akan diserahkan kepada pemilik kapal atau ditaruh di pinggir sebagai bukti dan dapat diambil oleh pemilik kapal.
"Sementara untuk kapal yang masih bisa ditarik maka akan dipindahkan dengan kapal tarik ke utara lokasi bendung gerak. Target pengerjaan untuk saat ini seharusnya sudah sampai pada penutupan bendung gerak. Sehingga diharapkan kapal-kapal yang masih di jalur pemancangan ditargetkan bisa bergeser seluruhnya pada awal 2023," tandas Sugiyo.(nul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: