Uji Petik Swab Antigen, Siswa dan Guru yang PTM Negatif Covid
KOTA - Untuk mencegah adanya klaster sekolah akibat pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, sekaligus sebagai evaluasi pelaksanaan PTM terbatas di Kota Pekalongan, Pemkot Pekalongan melalui Dinas Kesehatan setempat bersama Urusan Kesehatan (Urkes) Polres Pekalongan Kota melakukan uji petik tes swab Antigen terhadap para siswa dan guru.
Uji petik tes Rapid Antigen ini dilakukan terhadap 103 orang, terdiri dari perwakilan siswa dan guru di lima sekolah (tiga SMA dan dua SMP) di Kota Pekalongan yang melaksanakan PTM, pada Rabu (22/9/2021). Hasilnya, kesemuanya nonreaktif atau negatif Covid-19.
Perinciannya, untuk tingkat SMA, uji petik swab Antigen di SMAN 3 Pekalongan yang dilakukan terhadap 31 siswa, lalu di SMAN 1 Pekalongan dilakukan terhadap 22 siswa, dan di SMA Hasyim Asyari dilakukan terhadap 3 guru. Kemudian, untuk tingkat SMP, uji petik tes swab Antigen dilakukan di SMPN 6 Pekalongan terhadap 20 guru, dan di SMPN 13 Pekalongan terhadap 25 siswa dan 2 guru.
"Uji petik rapid antigen dilakukan oleh petugas gabungan dari Dinkes Kota Pekalongan dan Urkes Polres Pekalongan Kota sebanyak delapan personel," kata Kasi Humas Polres Pekalongan Kota AKP Suparji, Kamis (23/9/2021).
Dia menambahkan bahwa uji petik swab Antigen serupa kemungkinan juga akan kembali dilakukan di sejumlah sekolah lain yang melaksanakan PTM terbatas. Diharapkan, siswa maupun guru yang melaksanakan PTM terbatas tidak tertular Covid-19. "Imbauan untuk semuanya, termasuk untuk seluruh siswa maupun guru, untuk selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dan semoga ke depannya bagi yang belum divaksin agar segera divaksin," imbuh Suparji.
Wali Kota Pekalongan H Achmad Afzan Arslan Djunaid mengharapkan, PTM terbatas yang sudah dimulai di Kota Pekalongan sejak awal September ini bisa berjalan dengan baik, dengan seluruh pendidik maupun peserta didik menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Dia pun meminta ke para guru untuk bisa menjadi contoh bagi para siswanya dalam penerapan protokol kesehatan seperti wajib memakai masker, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan agar tidak terjadi penularan Covid-19 dari kegiatan PTM. "Para guru sebagai tenaga pendidik wajib memberikan pengawasan dan contoh kepada siswa-siswinya. Jangan sampai ada klaster sekolah seperti yang terjadi di Purbalingga, Jepara, Blora dan daerah lainnya. Pesan kami kepada bapak ibu guru semuanya saat mengajar harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan sungguh-sungguh," pesannya.
Afzan menambahkan, meski saat ini kasus Covid-19 di Kota Pekalongan sudah menurun dan kondusif, namun jangan sampai membuat semuanya terlena dan abai terhadap protokol kesehatan. Kasus Covid-19 di Kota Pekalongan yang sudah menurun ini bisa saja kembali naik jika masyarakat abai terhadap protokol kesehatan. "Pandemi Covid-19 saat ini belum usai, bahkan masih ada pasien yang dirawat di rumah sakit," imbuhnya.
*Masih Terjadi Penambahan Kasus Baru
Data yang dihimpun Satgas Covid-19 sebagaimana dilaporkan melalui laman corona.pekalongankota.go.id, pada Senin (20/9/2021), tercatat ada 5 kasus aktif. Dibandingkan sehari sebelumnya (19/9/2021), ada penambahan 1 kasus aktif harian, dari yang awalnya 4 kasus aktif.
Berikutnya, pada Rabu (22/9/2021), jumlah kasus aktif kembali bertambah 2 kasus, sehingga total menjadi 7 kasus. Penambahan kasus kembali terjadi pada Kamis (23/9/2021) siang. Dilaporkan, hingga pukul 11.57 WIB, tercatat bahwa kasus aktif menjadi 9 kasus, atau kembali bertambah 2 kasus dari hari sebelumnya. Sedangkan secara akumulasi, kasus terkonfirmasi sebanyak 5.623 kasus, dengan kasus sembuh sebanyak 5.294 kasus, dan meninggal dunia sebanyak 320 kasus. (way)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: