Dasmiah, Nenek Sebatangkara Hidup dari Belas Kasih Tetangga

Dasmiah, Nenek Sebatangkara Hidup dari Belas Kasih Tetangga

BERBINCANG - Ketua komunitas Grup Facebook Pekalongan Curhat, Muhammad Lutfi, saat berbincang dengan Dasmiah. Nenek 85 tahun itu hidup sebatangkara di dalam rumah yang sudah lapuk dan hidup dari mengandalkan belas kasih tetangga.

KOTA - Dasmiah (85), hanya bisa terduduk di pinggir ranjang kayu yang sudah reot. Ranjangnya itu ditempatkan di ruang tamu, tepat di samping pintu masuk rumahnya yang tempak sudah lapuk. Lantainya dari dari tanah, suasana rumahnya pengap. Berbagai barang berserakan di dalam ruang tamu. Maklum, Dasmiah yang sudah renta hidup hanya sebantangkara.

Rumahnya terletak di gang kecil, di RT 2 RW 7, Kelurahan Setono, Kecamatan Pekalongan Timur. Rumah yang dihuninya sekarang, bahkan sudah dibeli oleh orang lain. Beruntung, si pembeli masih berbaik hati mengizinkan Dasmiah untuk tinggal di rumah tersebut sampai akhir hayatnya.

Dasmiah sudah tak kuat berdiri lama atau berjalan kaki dengan jarak yang jauh. Untuk ke kamar mandi, dia harus dibantu tongkat untuk berjalan dan bahkan tak jarang harus merangkak. Dia sudah bertahun-tahun hidup sendiri setelah suaminya meninggal. Karena sudah tak kuat lagi melakukan kegiatan dan mencari nafkah, dia kini hidup mengandalkan belas kasih tetangga.

Saat disambangi oleh beberapa anggota komunitas Grup Facebook Pekalongan Curhat, Jumat (28/2/2020) siang, Dasmiah juga pun tak bisa banyak berkomunikasi. Sehingga tak banyak informasi yang di dapat darinya. "Belum makan dari tadi," tutur Dasmiah saat ditanya kabarnya hari itu.

Dia menceritakan bahwa sebenarnya memiliki dua orang anak, namun sudah lama tak berkunjung. Namun menurut informasi tetangga sekitar, dia tak memiliki anak kandung. Dasmiah dan almarhum suaminya hanya pernah mengangkat anak yang kini sudah tinggal terpisah dari Dasmiah.

Setiap hari, Dasmiah mendapatkan jatah makan dari ketua RT setempat pada siang hari. Pagi dan malam harinya, ada pedagang makanan yang mengantar makanan ke rumahnya. Atau terkadang tetangga di dekat rumahnya yang memberinya makan. "Kalau makan sehari-hari biasanya pagi ada yang mengantar dari pedagang makanan. Untuk siang dikasih sama Pak RT. Sedangkan malam hari kadang diantar makanan juga atau kadang diberi oleh tetangga," ungkap salah satu tetangga, Sri Anah.

Menurutnya, selama ini tetangga sekitar sangat peduli terhadap Dasmiah. Selalu ada sumbangan baik berupa uang maupun makanan baik mentah maupun matang. Juga dari pihak kelurahan, yang beberapa kali juga memberikan bantuan kepada yang bersangkutan. "Kalau yang antar makanan pagi itu memang dari pedagang. Karena kadang tetangga memberi uang dan bisa untuk beli makan setiap hari," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Komunitas Pekalongan Curhat Muhammad Lutfi mengatakan bahwa kedatangannya siang itu bertujuan untuk turut membantu Dasmiah. "Pertama tentu saja kami kesini dalam rangka peduli dan memberikan bantuan walaupun tidak seberapa. Nenek Dasmiah sudah tidak bisa mencari nafkah karena tubuhnya sudah renta sehingga perlu perhatian kita bersama," tuturnya.

Selain untuk memberikan bantuan, kehadirannya siang itu sekaligus ingin memantik perhatian dari masyarakat luas maupun pihak pemerintah. "Kami hadir memberi bantuan sekaligus memviralkannya melalui anggota komunitas kami maupun teman-teman media lain sehingga ke depan semakin banyak yang peduli," tambah Lutfi.

Menurutnya, harus ada solusi yang tepat bagi nenek Dasmiah sehingga tidak menjalani hidup dengan kesusahan terus menerus. Namun sejauh ini Lutfi menyatakan salut atas kepedulian tetangga dan warga sekitar. "Saya salut karena ternyata tetangga sekitar masih sangat peduli dan membantu nenek Dasmiah dalam memenuhi kehidupannya sehari-hari," tandasnya.(nul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: