Angka Kematian Akibat Covid-19 Tinggi, Dibantu Alat Berat Sehari Disperkim Siapkan 15 Lubang Makam
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang dalam sehari menyiapkan 10 hingga 15 lubang untuk pemakaman jenazah Covid-19.
Lubang makam yang disiapkan berada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jatisari, Mijen. Semenjak kasus Covid-19 merebak, TPU Jatisari memang diperuntukan bagi jenazah akibat virus corona.
Kasi Penyelenggaraan Pemakaman Disperkim Kota Semarang, Djunaidi, mengatakan jika hingga akhir tahun 2021, TPU Jatisari hanya menyisakan 400 lubang. Lubang tersebut berada di lahan seluas tiga hektar.
Dengan demikian, Disperkim telah menyiapkan Detail Engineering Desain (DED) terkait dengan perluasan lahan pemakaman.
"Kita belajar dari tahun kemarin, untuk menyiapkan 400 lubang ini secara bertahap, kalau memang dibutuhkan ya kita siap melakukan perluasan atau membuka lahan yang masih ada," kata Djunaidi, Rabu (16/6).
Kepala Bidang Pertamanan dan Pemakaman Disperkim Kota Semarang, Murni Ediati mengatakan karena tingginya angka kematian yang membuat kebutuhan lahan makam juga tinggi, membuat pihaknya harus lebih sigap dalam menyiapkan lubang makam.
"Kebutuhannya sangat tinggi, kita siapkan 10 sampai 15 lubang, permintaannya setiap hari mencapai 10 lubang sehingga kita gunakan alat berat untuk menggali lubang. Apalagi lahan disana banyak material batu sehingga menyulitkan jika digali dengan tenaga manusia, posisi lahannya juga miring," ucap Pipie, sapaan akrabnya.
Pihaknya mengatakan telah meminjam satu buah eskavator milik Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk membantu petugas penggali dalam membuat lubang makam.
"Kalau tidak kita siapkan, kasihan tenaga yang ada di pemakaman, karena kebutuhannya tinggi. Kadang juga korban Covid-19 datangnya pada malam hari sampai tengah malam," bebernya.
Di TPU Jatisari sendiri sebenarnya sudah ada lima petugas makam, namun karena tingginya permintaan pemakaman membuat pihaknya mengerahkan beberapa petugas TPU disekitarnya untuk siap membantu dalam 24 jam.
"Bukan hanya dari Semarang, ada juga yang dari luar Semarang. Problemnya adalah ketika harus memakamkan bereng, datangnya pun tengah malam," jelasnya. (jie/rmoljateng)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: