Atasi Stunting, Dinkes Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak
KOTA - Dalam rangka merealisasikan program kerja 100 hari Walikota dan Wakil Wali Kota Pekalongan yang terkait masalah stunting, Dinas Kesehatan (Dinkes) berkolaborasi dengan dokter spesalis anak. Demikian disampaikan Kepala Dinkes Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto, saat diwawancari disela-sela pantauan kegiatan vaksinasi tokoh masyarakat dan wartawan di Ruang Sunan Kalijaga, Sabtu (13/3/2021). "Secara reguler, dan sudah menjadi program kerja Dinkes selalu fokus mengatasi masalah stunting," ucapnya.
Budi, sapaan akrabnya menjelaskan, stunting menjadi salah satu prioritas masalah kesehatan yang terus ditekan. Sehingga, generasi muda Kota Pekalongan mendatang diharapkan lebih sehat, cerdas dan berdaya saing. "Makanya dalam mengatasi stunting, kami libatkan atau kolaborasi dengan dokter spesialis anak. Sebab di Kota Pekalongan, terjadinya stunting dikarenakan ada penyakit penyertanya, sehingga mengakibatkan kekurangan asupan nutrisi atau malnutrisi dalam waktu cukup lama," terangnya.
Dinkes, tambah Budi, juga menyediakan rumah singgah untuk menangani stunting di Puskesmas Dukuh. Serta melibatkan tenaga Posyandu untuk menangani masalah gizi tersebut dengan terus memberikan edukasi dan melancarkan program pencegahan kepada masyarakat.
Lantas bagaimana cara pencegahan agar kasus stunting tidak terjadi? Budi menyebut, yang pertama memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil. Dinkes menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. "Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan," tambahnya.
Yang kedua, sambung Budi, memberikan ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. Karena ASI berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI selama enam bulan kepada sang buah hati. "Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan," bebernya.
Kemudian, ketiga mendampingi ASI dengan MPASI sehat. Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. "WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter."
Keempat, sambung Budi, terus memantau tumbuh kembang anak. Mengingat tidak sulit mengenali anak yang mengalami stunting. Dari segi fisik, mereka biasanya mempunyai postur tubuh lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya.
"Jadi, penting bagi ibu untuk terus memantau tumbuh kembang mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya," sarannya.
Kemudian yang kelima selalu jaga kebersihan lingkungan. Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting. "Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia," tuturnya.
Budi menegaskan, Pemkot Pekalongan mendorong segala langkah strategis dalam upaya pencegahan stunting. "Penanganan stunting ini harus dilakukan secara komprehensif dengan mulai mempersiapkan calon wanita usia subur agar tetap sehat. Upaya yang kami lakukan di antaranya untuk remaja putri usia sekolah, kami telah memberikan tablet Zat Besi (FE) untuk mencegah anemia. Selanjutnya, bagi calon pengantin, kami rutin berikan penyuluhan, bagi ibu hamil ditangani dengan baik. Kelas ibu hamil ini sangat penting untuk mempersiapkan kehamilan, merawat bayi hingga balita," paparnya.
Menurut Budi, pencegahan anak agar tidak mengalami stunting adalah dengan rutin pemberian vitamin A setahun dua kali untuk menjadikan bayi dan balita tersebut aktif dan produktif, dan pemenuhan gizi yang tepat. (dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: