Ayo Tertawa di Tahun Politik ala Stand Up Comedy Gusdurian
Panasnya suhu politik jelang perhelatan Pileg dan Pilpres 2019 ternyata disikapi para aktivis Gusdurian Kabupaten Kendal dengan kreatif. Melaui lomba stand up comedy ala Gus Dur Gitu Aja Kok Repot, mereka mengajak masyarakat untuk sejenak tertawa di tengah intensitas kontestasi politik yang meninggi.
Kegiatan yang dihelat di pelataran Pondok Pesantren Al Musthofa Desa Pendes, Kecamatan Cepiring, Sabtu (2/3) lalu itu juga dimeriahkan penampilan instrumen angklung oleh Satrayon Banser Kecamatan Cepiring. Ajang yang dihadiri Gusdurian pusat, Shuniyya Rumaha, serta diikuti puluhan peserta.
Kreativitas itupun diapresiasi Shuniyya Rumaha. Selain menjaga Kebhinnekaan dan keutuhan NKRI, menurutnya kegiatan tersebut juga dapat mencairkan suasana di tengah tahun politik yang terjadi saat ini.
"Meski ada di tahun politik, namun melalui stand up comedy ala Gus Dur ini kita harus tetap bisa ketawa. Akan tetapi esesnsi ketawa di stand up comedy ini untuk menjaga Kebhinnekaan dan NKRI. Ayok kita kawal bersama Kebhinnekaan dan NKRI di tahun politik ini agar tidak terjadi perpecahan di negeri ini," katanya.
Shuniyya menyebut sosok KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) layak disebut Bapak Stand Up Comedy. Sebab jauh sebelum stand up comedy populer, Gus Dur selalu dinantikan masyarakat karena kepiawaiannya membuat joke-joke cerdas yang memecah tawa yang hadir. Shuniyya pun mengisahkan pengalamannya saat menjadi asisten Gus Dur. Cucu pendiri NU itu menurutnya selalu menyelipkan humor dalam situasi sepanas apapun.
Salah satunya merespon demo mahasiswa yang menuntut Gus Dur mundur dari kursi presiden. "Gus Dur malah membiarkan saja demo itu dan menyebut yang demo sudah gila. Saya tanya alasannya, kata dia, lah saya jalan saja dituntun kok disuruh mundur. Apa itu tidak gila," terangnya.
Di lain waktu, Gus Dur ditanya wartawan soal pandangannya terhadap masa depan Indonesia, terutama terkait eksistensi kaum minoritas. "Kata Gus Dur, kaya gitu aja kok ditanyakan. Sampeyan kan tahu kalau pandangan saya kabur. Nah, jawaban yang tak disangka-sangka seperti itulah yang bikin semua orang tertawa," ucap Shunniya.
Ketua panitia kegiatan, M Syafik mengatakan, kegiatan lomba stand up comedy ala Gus Dur jangan sampai repot itu diikuti oleh puluhan peserta dari dari dan luar wilayah Kabupaten Kendal, seperti dari Gusdurian, santri, masyarakat umum, mahasiswa, TNI dan Polri, serta komunitas media sosial. Adaun para yuri berasal dari unsur akademisi, seniman, dan budayawan.
"Materi lomba tidak boleh ada unsur sara dan mengkampanyekan salah satu pasangan calon kontenstan pemilu. Karena Gusdurian netral dan tidak berpolitik praktis. Lomba ini untuk menjaga marwah Bhinekka Tunggal Ika dan NKRI," terangna.
Selain stand up, rangkaian acara lainya menurut Syafik berupa ngaji ngopi hepi dan wawasan kebangsaan menghadirkan putri Gus Dur Anita Wahid, budayawan Prie GS, Kapolres Kendal AKBP Hamka Mappaita dan Gus Basyarrahman dengan dihibur band Tentrem.
"Puncak acaranya, haul KH Abdurrahman Wahid, diisi oleh KH Shabuth Pranoto Projo bin KH Hamim Djazuli (Gus Miek) Kediri serta Gus Miftah dari Yogyakarta. Selain itu ada putri Gus Dur Anita Wahid," pungkasnya. (nur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: