Banjir di Kelurahan Tirto mulai Surut

Banjir di Kelurahan Tirto mulai Surut

BERSIHKAN LUMPUR - warga sedang membersihkan lumpur sisa banjir di Mushola Miftakhul Huda, Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, Jumat (21/2/2020) siang. WAHYU HIDAYAT

KOTA - Banjir yang menggenangi permukiman warga di Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan sejak Rabu (19/2/2020) malam, saat ini sudah mulai surut.

Pantauan hingga Jumat (21/2/2020) siang, genangan banjir yang sehari sebelumnya rata-rata mencapai ketinggian 70 cm, kini sudah surut menjadi sekitar 30-40 cm. Hanya saja, warga belum bisa beraktivitas normal sebagaimana biasanya karena jalan masih terendam banjir.

Sebagian warga yang sebelumnya mengungsi, pada Jumat siang juga sudah kembali ke rumah untuk membersihkan sisa-sisa banjir. Namun, ratusan lainnya masih bertahan di sejumlah lokasi pengungsian yang disediakan.

Harmoyo, warga RT 03 RW 01, yang juga pengurus mushola setempat, menuturkan sururnya genangan banjir itu selain karena tidak lagi turun hujan deras, juga karena sudah ada langkah penyedotan genangan menggunakan pompa air.

"Alhamdulillah ini sudah mulai surut. Sebagian warga sudah ada yang kembali ke rumah masing-masing. Namun sebagian masih di pengungsian. Warga sini yang mengungsi hanya sekitar 30 persen. Pengungsiannya sebagian besar di Masjid Al Karomah, sebagian lagi di kantor kecamatan dan kelurahan," katanya, Jumat (21/2/2020) siang.

Warga RT 03 RW 01 Kelurahan Tirto lainnya, Mulawi, mengatakan banjir mulai surut sejak Jumat pagi. "Pagi ini baru mulai surut. Sejak pagi tadi sudah ada dua alkon yang menyedot genangan banjir. Kemarin airnya belum bisa dipompa karena air Sungai Bremi masih tinggi. Hari ini sudah agak surut, jadi genangan banjir dari permukiman sudah bisa dipompa untuk dibuang ke sungai," katanya.

Banjir yang menggenangi sebagian wilayah Kota Pekalongan kali ini, khususnya di wilayah Kelurahan Tirto dan Pasirkratonkramat, Kecamatan Pekalongan Barat selain disebabkan hujan deras juga karena meluapnya air Sungai Bremi.

Warga berharap kepada pemerintah untuk melakukan berbagai upaya untuk mencegah agar banjir serupa tidak kembali berulang. Antara lain, dengan melakukan normalisasi sungai dan membangun tanggul atau parapet permanen di tepi sungai.

Data dari PMI Kota Pekalongan hingga Jumat (21/2/2020) pukul 10.30 WIB, sebanyak 1.110 warga terdampak banjir masih berada di sejumlah lokasi pengungsian. Antara lain, di Masjid Al Karomah ada 410 jiwa, aula Kantor Kecamatan Pekalongan Barat 276 jiwa, aula Kantor Kelurahan Tirto 177 jiwa, mushola Al Ihsan 59 jiwa, TPQ Al Hikmah 65 jiwa, aula Kelurahan Pasirkratonkramat 20 jiwa, Masjid Darul Istiqomah 63 jiwa, dan Mushola Al Ikhlas 40 jiwa. (way)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: