Bayi Perempuan Itu Diberi Nama "Ananda Dhuhayu Bhayangkara"
KOTA - Ada sebuah peristiwa istimewa yang terjadi usai pelaksanaan rangkaian upacara puncak peringatan HUT Bhayangkara ke-73 tahun 2019 yang dilaksanakan jajaran Polres Pekalongan Kota di depan Mapolsek Pekalongan Utara, Rabu (10/7) pagi.
Usai upacara, beberapa warga Desa Wuled, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, didampingi perangkat desa setempat, mendatangi lokasi kegiatan. Mereka sembari membawa seorang bayi perempuan.
Bayi dimaksud, adalah bayi yang beberapa waktu lalu ditinggalkan oleh orang tua kandungnya di teras depan rumah Tazali, salah satu warga Desa Wuled, Kecamatan Tirto. Bayi tersebut kemudian diadopsi oleh Tazali dan istrinya, Eni. Pasangan suami istri yang punya usaha konveksi ini memang belum dikaruniai anak, meski sudah menikah sejak 10 tahun lalu.
Kedatangan mereka adalah dalam rangka pemberian nama kepada si jabang bayi dari Kapolres. Kapolres Pekalongan Kota AKBP Ferry Sandy Sitepu beserta istri, dr Mirna Annisa, yang juga Ketua Bhayangkari Pekalongan Kota dan Bupati Kendal, telah menyiapkan sebuah nama untuk si jabang bayi itu.
Dokter Mirna selanjutnya menuliskan sebuah nama pada secarik kertas, diawali dengan kalimat Bismillahirrahmanirrahim. Nama yang diberikan untuk si jabang bayi, yakni 'Ananda Dhuhayu Bhayangkara'.
Kapolres AKBP Ferry Sandy Sitepu menuturkan, nama tersebut punya arti istimewa. "Untuk adik kecil kita ini sudah diberi nama dengan nama Ananda Dhuhayu Bhayangkara, yang berarti anak perempuan yang pintar dan berkah atau beruntung, yang mampu menjaga dirinya serta menjadi pengayom seperti arti Bhayangkara," jelas Kapolres.
Kapolres menambahkan, Dhuhayu berasal dari bahasa asli Indonesia. Sedangkan Bhayangkara berasal dari bahasa Sanskerta, yang juga berarti pengawal elit pada masa kerajaan Majapahit. "Semoga adik kecil ini beruntung seperti namanya," ungkapnya.
"Ananda artinya anak kecil yang manis, atau anak yang shalikhah. Dhuhayu artinya seorang yang diharapkan nantinya mampu menjaga diri maupun keluarganya, dan bisa membanggakan. Bhayangkara, artinya dia ini bagian dari masyarakat yang ingin melaksanakan sesuatu untuk menjaga kamtibmas," imbuh Kapolres.
AKBP Ferry menambahkan, apa yang telah dilakukan jajarannya adalah bentuk kecil dari bisa dilaksanakan Polri sebagai bagian dari masyarakat.
Sementara, Tazali, mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih atas kepercayaan dan perhatian yang diberikan Kapolres Pekalongan Kota dan jajaran kepadanya.
"Kami sangat bersyukur, senang sekali. Memang selama ini kami belum punya keturunan, dan saat ini bapak Kapolres memberikan kepercayaan kepada kami. Kami sekali lagi mengucapkan beribu-ribu terima kasih. Semoga anak ini berguna bagi nusa, bangsa, dan agama," ungkapnya. (way)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: