Bazar Imlek, Wujud Keragaman Budaya dan Kerukunan di Pekalongan

Bazar Imlek, Wujud Keragaman Budaya dan Kerukunan di Pekalongan

Festival Seni Budaya dan Kuliner Tionghoa

Seperti tahun sebelumnya, perayaan Tahun Baru Imlek 2570 kali ini kembali dimeriahkan dengan Festival Seni Budaya dan Kuliner 2019 yang digelar oleh Komunitas Pelestari Tradisi Budaya Tionghoa Indonesia Kota Pekalongan.

Kegiatan ini digelar di sepanjang Jalan Blimbing, Kota Pekalongan, berlangsung sejak Minggu (10/2) malam hingga Selasa (12/2) malam. Kegiatan festival yang juga dikenal dengan 'Bazar Imlek' ini diramaikan dengan puluhan stan kuliner. Selain itu dimeriahkan pula dengan berbagai hiburan dan pentas seni budaya, diantaranya kesenian barongsasi, tari topeng, lomba nyanyian lagu-lagu mandarin, pagelaran wayang orang, kuntulan, dan lainnya.

FESTIVAL - Walikota Pekalongan bersama istri, didampingi Kapolres dan Wakapolres Pekalongan Kota, sejumlah tokoh dan pengusaha tionghoa asal Pekalongan, Kepala Dinparbudpora, serta Ketua FKUB Kota Pekalongan saat membuka Festival Seni Budaya dan Kuliner dalam rangka Imlek 2570 Jalan Blimbing, Minggu (10/2) malam.

Kegiatan festival dibuka oleh Walikota Pekalongan HM Saelany Mahfud didampingi istri, juga dihadiri Kapolres dan Wakapolres Pekalongan Kota, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga, sejumlah tokoh dan pengusaha tionghoa asal Pekalongan, serta Ketua FKUB Kota Pekalongan, pada Senin (10/2) malam.

Walikota Pekalongan HM Saelany Machfudz sangat mengapresiasi diselenggarakannya lagi festival seni budaya dan kuliner tersebut. "Mudah-mudahan kegiatan seperti ini bisa diselenggarakan terus secara rutin. Ini merupakan pentas seni, budaya, hiburan, dan kuliner. Kita tahu bahwa Kota Pekalongan butuh hiburan dan pentas seni budaya. Apalagi ini kegiatan khas sekali," katanya, usai membuka festival.

Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi salah satu wujud pengembangan dan pelestarian seni budaya di Kota Pekalongan. Sekaligus wujud kerukunan berbagai elemen masyarakat dan keragaman seni budaya. "Pekalongan terkenal dengan keragaman dan ke-Bhineka Tunggal Ika-annya. Kita memang butuh persatuan dan kebersamaan. Membangun Pekalongan ini memang harus secara bersama-sama. Kita dorong agar kegiatan semacam ini dapat dilaksanakan secara berkesinambungan," imbuhnya.

Panitia Penyelenggara, Herman Mulyanto, menjelaskan festival ini dimeriahkan 58 stan UKM dan kuliner dari Kota Pekalongan maupun luar kota. Selain itu ada pula stan kerajinan dan pernak-pernik Tionghoa. Diharapkan, kegiatan ini bisa menularkan kebahagiaan dalam perayaan Imlek, sekaligus menunjukkan kerukunan dan kebersamaan masyarakat Kota Pekalongan.

Sementara, Ketua FKUB Kota Pekalongan Drs H Ahmad Marzuki MPdI mengatakan bersyukur melihat masyarakat antusias melihat acara ini. Harapannya festival ini menjadi salah satu wujud kedamaian dan kerukunan antar umat beragama di Kota Pekalongan, dan kerukunan tetap terjaga.

"Festival ini sekaligus menjadi ajang peningkatan kerukunan karena yang hadir juga berbagai umat beragama, ada Konghucu, Budha, Katholik, Protestan, Hindu, dan Islam, bahkan pengikut Penghayat Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa," tutur Marzuki. (way)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: