Belajar Sektor Industri serta Pertukaran Perdagangan, Bupati Asip dan Jajaran Berkunjung ke Banda Aceh

Belajar Sektor Industri serta Pertukaran Perdagangan, Bupati Asip dan Jajaran Berkunjung ke Banda Aceh

KAJEN - Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi bersama jajaran melakukan kunjungan ke Kota Banda Aceh, untuk saling belajar sektor industri, dan pertukaran perdagangan prodak lokal, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kunjungan kerja ke Kota Banda Aceh diterima Wakil Wali Kota Zaenal Arifin, pada sebuah jamuan makan malam, Kamis (31/10/2019). Dalam pembicaraan antar kepala daerah itu, terungkap kesamaan budaya antara Kabupaten Pekalongan sebagai Kota Santri, dan Banda Aceh merupakan Kota Serambi Mekah.

Dari kesamaan budaya, juga terdapat kesamaan industri berkembang yakni kopi Aceh yang sudah terkenal secara masif, dan songket serta peci Aceh. Kemudian kopi Kabupaten Pekalongan juga cukup dikenal walaupun kurang masif, serta industri batik dan sarung Pekalongan yang dikenal secara luas.

"Di sini ada kesamaan budaya, sehingga kami saling bertukar pikir, untuk melakukan pengembangan, serta pertukaran perdagangan karena sama-sama kota religius, dengan kebutuhan sandang serupa. Semuanya dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat masing-masing daerah, dan saling menguntungkan," kata bupati.

Bupati Asip menyebut batik, sarung dari Pekalongan selain diperdagangkan ke berbagai daerah secara luas, juga akan melengkapi kebutuhan di Aceh. Begitu pula songket serta peci khas Aceh, bisa mendukung kebutuhan sandang masyarakat Kabupaten Pekalongan.

"Untuk kopi ini kita yang masih harus belajar dengan Aceh, karena di Aceh kopinya sudah terkenal secara masif. Jadi banyak sekali langkah-langkah kerjasama direncanakan dari hasil kunjungan ke Kota Banda Aceh ini. Termasuk pariwisata di Banda Aceh juga sudah bagus," tandas Asip.

Sementara Wakil Wali Kota Banda Ace, Zaenal Arifin, menambahkan pihaknya banyak mendapat masukan dan pembelajaran dari kunjungan yang dilakukan Kabupaten Pekalongan, serta dapat diterapkan di Aceh. Diantaranya adalah pertukaran perdagangan sandang karena sama-sama memiliki budaya serupa.

"Gayung bersambut selain batik, ada beberapa jenis sarung terkenal di Pekalongan. Di sini Wali Kota Banda Aceh menggagas dalam satu minggu, satu hari berpakaian adat Aceh. Kemudian ada wacana hari Jumat bergaya santri memakai sarung, pakai sepatu, jas, koko juga boleh, yang jelas adalah mengenakan sarung. Ini bisa bertukar dengan produk dari Pekalongan," tambahnya.

Kendati demikian wacana menggunakan sarung di hari Jumat tersebut, masih dikaji oleh DPRD setempat, dan apabila disetujui akan segera dilaksanakan melalui Peraturan Wali Kota (Perwal) Banda Aceh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: