Nasib, Setono jadi Rutin Terdampak Banjir

Nasib, Setono jadi Rutin Terdampak Banjir

*Kondisi Drainase Dinilai Tak Memadai

MENGALIR DERAS - Luapan air hujan mengalir cukup deras dari Gang 2 timur melintasi ruas JL Hasyim Asyari dan mengalir hingga saluran di ujung Gg 2 barat.

KOTA - Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah wilayah Kelurahan Setono, Pekalongan Timur, menjadi rutin terdampak bencana banjir. Tak terkecuali musim hujan tahun ini, air hujan sangat mudah menggenangi jalan dan pemukiman.

Banjir terparah terutama terjadi wilayah Setono Gang 2 dan Gang 1, baik barat maupun timur. Air hujan menggenangi ruas utama Jl KH Hasyim Asyari dan masuk ke jalan gang cukup deras. Bahkan khusus Gang 2, air mengalir dari gang timur ke gang barat bak sungai dengan kedalaman di atas mata kaki. Akibatnya, rumah warga yang posisinya lebih rendah dari jalan bisa dipastikan ikut terdampak banjir.

Yang lebih memprihatinkan warga, genangan air juga lama surutnya. Baik di ruas utama Jl Hasyim Asyari sepanjang Gang 1 sampai Gang 2, maupun air yang menggenangi jalan gang, butuh lebih dari satu hari untuk surut.

"Air di jalan (gang) ini ya sudah seperti sungai, alirannya juga cukup deras. Sudah gitu, surutnya juga lama, karena air terus mengalir dari gang 2 timur ke gang 2 barat menuju saluran di barat," ungkap Mutiah, salah satu warga setempat.

Beruntung rumah Mutiah sudah satu tahun ini ditinggikan, sehingga air tak sampai masuk ke dalam rumah. Tetapi tidak dengan rumah tetangga di depan rumahnya, karena ketinggiannya kalah dari badan jalan, air hujan pun masuk lewat pintu belakang. Bahkan, ruangan belakang rumahnya yang berukuran besar itu pun seketika digenangi air setinggi setengah lutut orang dewasa.

"Setono ini sekarang mudah sekali banjir. Intensitas hujan 2 jam saja, meski curahnya sedang, pasti langsung banjir. Masalahnya, kalau sudah banjir, surutnya lama, jadi banyak aktivitas terganggu," tutur Hukmi, warga lainnya.

Selama puncak musim hujan tahun ini, setidaknya sudah dua kali wilayah Setono dilanda banjir. Warga menduga, kondisi drainase yang tak memadai menjadi penyebab banjir. Saluran air yang melintas di jalanan gang terlalu kecil, sehingga tak mampu menampung tingginya debit air hujan.

Sementara saluran utama di ruas Jl KH Hasyim Asyari yang semestinya menjadi penampung air, termasuk dari gang timur, juga kondisinya sudah tak memadai. Akibatnya, genangan air akan bertahan lama karena lambat surutanya.

"Sudah jalannya lebih tinggi dari rumah, saluran air juga kurang berfungsi maksimal. Apalagi yang di gang, karena memang ukurannya kecil dan pasti meluap saat hujan lebat lebih dari satu jam," terang Hamid, warga Setono lainnya.

Sejauh ini, wilayah paling terdampak banjir memang hanya sebatas ruas Jl KH Hasyim Asyari sepanjang Gg 1 sampai Gg 2. Sementara Gang 3 ke selatan relatif aman dari banjir. Kalaupun ada genangan, airnya relatif mudah surut.

"Yang jelas, sejak tahun 2014, wilayah Setono jadi rutin banjir. Dan semakin ke sini kok semakin parah banjirnya. Ya mudah-mudahan Pemerintah Kota Pekalongan bisa segera mengatasi masalahnya, supaya banjir tidak bertambah parah saat musim hujan," lanjut Hamid.

Untuk diketahui, saat banjir melanda rata Kota Pekalongan pada Januari 2019 silam, sejumlah warga Setono juga mengungsi di masjid. Bahkan, di Masjid Istiqomah, tercatat ada lebih dari 90 pengungsi yang bertahan selama kurang lebih tiga hari. (sef/ap3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: