BHD Bisa Dilakukan Siapa Saja untuk Selamatkan Nyawa Korban Henti Jantung

BHD Bisa Dilakukan Siapa Saja untuk Selamatkan Nyawa Korban Henti Jantung

KOTA - Kejadian henti napas, henti nadi, atau henti jantung bisa berakibat kematian apabila tidak segera mendapat pertolongan pertama berupa Bantuan Hidup Dasar (BHD). BHD ini tidak hanya bisa dilakukan tenaga medis, melainkan bisa juga dilakukan setiap individu masyarakat, asalkan mengetahui cara dan langkah-langkahnya, agar bisa menyelamatkan nyawa korban.

Hal inilah yang menjadi perhatian RSU Budi Rahayu Pekalongan yang bekerja sama dengan Hypermart Pekalongan. Tim dari RSU Budi Rahayu memberikan pelatihan Bantuan Hidup Dasar ke para karyawan dan pengunjung Hypermart di lantai dasar pusat perbelanjaan tersebut, Sabtu (23/7/2022).

Trainer atau narasumber dari RSU Budi Rahayu, Dimas Alfiki, menjelaskan Bantuan Hidup Dasar ini berupa kompresi atau resusitasi jantung paru (RJP) serta pemberian napas buatan. RJP ini diberikan kepada korban henti jantung, henti nadi, atau henti napas, baik itu akibat tenggelam, stroke, serangan jantung, maupun akibat lainnya. Ini dilakukan sebelum tim medis datang.

Dimas menegaskan bahwa sebelum memberikan BHD, kita harus memperhatikan prinsip "3 A", yaitu aman diri, aman pasien, dan aman lingkungan. Setelah memastikan 3A tadi, langkah berikutnya yang dilakukan penolong adalah cek respon si korban. Apabila tidak ada respon, lanjutkan dengan memanggil bantuan petugas medis atau ambulans.

Di saat menunggu kedatangan petugas medis, langkah BHD segera dilakukan. Yakni dengan memeriksa napas korban dan mengecek denyut nadi dengan menekan leher korban selama 10 detik. "Jika tidak ada tanda pernapasan atau denyut nadi, segera lakukan RJP," bebernya.

RJP ini dilakukan dengan cara meletakkan satu telapak tangan di dada korban dan satu telapak lainnya di atasnya. Posisikan kedua lengan tegak lurus. Lalu lakukan kompresi atau tekanan sedalam 5 cm sampai 6 cm sebanyak 30 kali. Ini dilakukan berulang, diselingi memberikan napas buatan melalui mulut korban, sampai ada tanda kehidupan. "Setelah ada tanda kehidupan, segera miringkan tubuh korban atau pasien ke arah kita (penolong). Ketika jantung korban sudah kembali berdenyut, nyawa korban atau pasien bisa kita selamatkan," imbuhnya.

Selain memberikan pelatihan BHD, tim dari RSU Budi Rahayu di tempat yang sama juga memberikan layanan pemeriksaan obesitas dan pemeriksaan gula darah sewaktu secara gratis.

Store Manager Hypermart Pekalongan, Rony Hernawan mengungkapkan menyambut baik adanya pelatihan tersebut. Menurutnya, pelatihan BHD sangat penting agar karyawan maupun masyarakat khususnya pengunjung memiliki pengetahuan untuk memberikan pertolongan pertama kejadian darurat henti jantung.

Sementara itu, Humas Marketing RSU Budi Rahayu, dr Ani Sri Rahayu mengatakan pelatihan itu diberikan agar masyarakat punya pengetahuan untuk memberikan pertolongan apabila ada kejadian kegawatan terutama berupa henti jantung dan henti napas di tempat keramaian. Selain itu melalui kegiatan tersebut pihaknya juga ingin lebih mendekatkan diri dengan masyarakat.

"Sebenarnya BHD ini bisa dilakukan oleh masyarakat minimal untuk menolong di awalnya, sebelum bantuan dari medis datang. Istilahnya kita menyegarkan kembali pengetahuan masyarakat agar mengetahui bagaimana cara melakukan bantuan hidup dasar pada kejadian henti jantung dan henti napas. Sehingga nanti diharapkan muncul kesadaran dari masyarakat untuk memberikan pertolongan apabila ada kejadian seperti itu," katanya. (way)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: