Simak Penjelasan KPU soal Isu Prabowo Dilarang Salat Jumat di Masjid Kauman

Simak Penjelasan KPU soal Isu Prabowo Dilarang Salat Jumat di Masjid Kauman

Keteguhan takmis Masjid Agung Semarang yang ingin masjidnya steril dari kepentingan politik praktis disalahartikan. Banyak pendukung dan awam yang kadung menafsirkan bahwa calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dilarang salat Jumat di Masjid Kauman itu.

Suasana Masjid Kauman Semarang yang sudah bersih dari pamflet ajakan salat Jumat bersama Prabowo, Kamis siang (14/2). (Tunggul Kumoro/ JawaPos.com)

Menanggapi rumor yang menyebut Prabowo dilarang salat Jumat di Masjid Kauman, komisioner Komisi Pemilihan Umum RI (KPU) Wahyu Setiawan menegaskan, melaksanakan salat bagi seorang muslim diperbolehkan di mana saja. Adapun yang dilarang yakni beribadah namun diselingi kampanye seperti ajakan memilih.

"Yang tidak boleh adalah di tempat ibadah berkampanye, itu yang melanggar ketentuan. Tetapi terkait dengan ibadahnya ya tidak masalah," ujar Wahyu di Kantor KPU, Jakarta, seperti dilansir Jawapos, Kamis (14/2).

Wahyu lantas menyampaikan, jika Prabowo hanya mengajak salat bersama, maka hal tersebut diperbolehkan. Namun, tidak untuk melakukan kampanye di masjid tersebut.

"Beribadah boleh, tapi tidak menjadikan tempat ibadah sebagai tempat kampanye," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Masjid Agung Semarang atau Masjid Kauman KH Hanief Ismail angkat bicara soal press release-nya yang ramai diperbincangkan. Tulisan tersebut dikaitkan dengan pelarangan salat Jumat bagi Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto karena rawan dipolitisasi.

Hanief lantas mengungkap fakta yang sebenarnya. Pihaknya sama sekali tidak pernah melarang Prabowo untuk menunaikan salat Jumat di Kauman.

"Dua hari lalu ada pengurus Gerindra datang ke masjid ketemu salah seorang pengurus. Menyampaikan bahwa Pak Prabowo akan salat Jumat. Pengurus lalu menyampaikan kepada kami. Siapa pun yang mau salat, monggo. Kami tidak menolak orang Islam salat di masjid," jelas Hanief, Kamis (14/2).

Yang jadi permasalahan dan membuat keberatan adalah kemunculan pamflet di area masjid. Pamflet itu berisi ajakan untuk menghadiri salat bersama Prabowo.

"Dengan adanya pamflet, terkesan dipolitisasi," ungkapnya.

Dia menegaskan, menjadi keliru apabila persoalan pamflet itu ditafsirkan sebagai penolakan terhadap Prabowo di Masjid Kauman. Masjid Kauman hanya ingin setiap umat Islam yang salat, menunaikannya dengan ikhlas. Tanpa kepentingan apa pun.

"Kalimatnya (dalam pamflet), hadirilah salat jumat bersama Bapak Prabowo. Ini ada unsur apa? Karena setiap salat Jumat itu ya kewajiban, tanpa ada pengumuman. Kalau ada pengumuman seperti itu menjadi teguran untuk kami dari masyarakat," tambahnya. (jawapos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: