Digitalisasi Diharapkan Dapat Meningkatkan Kesadaran Masyarakat untuk Disiplin
*ETLE di Jateng Resmi Diluncurkan
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong transformasi pelayanan masyarakat dengan memanfaatkan teknologi. Selain transparan, perubahan menuju digitalisasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk disiplin.
Hal itu disampaikan Ganjar, saat menghadiri peluncuran Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) secara Nasional tahap 1 di Gedung Borobudur, Mapolda Jateng, Selasa (23/3). Ganjar mengapresiasi inovasi pelayanan yang digagas oleh kepolisian dan berharap ini jadi batu lompatan untuk dikembangkan pada hal-hal lainnya.
"Program ETLE ini saya kira langkah awal, untuk kita melompat pada sistem elektronifikasi, digitalisasi, penggunaan Artificial Intelligent dan tidak hanya pada pelanggaran, nampak-nampaknya ini akan bisa tidak hanya pelanggaran lalu lintas tapi bisa berkembang banyak sekali," ucap Ganjar.
Ganjar melihat saat ini perubahan menuju digitalisasi sudah berkembang dibanyak sektor pelayanan. Mulai dari SIM, STNK hingga pembayaran pajak tahunan yang dimudahkan dengan aplikasi tanpa masyarakat harus datang ke kantor polisi atau Samsat.
Apalagi, ETLE ini menggunakan teknologi mumpuni yang membuat kameranya dapat mendeteksi pelanggaran dengan sangat detail. Ganjar membayangkan, jika hal ini juga dikembangkan pada kasus truk-truk yang over dimensi dan over load (ODOL) yang tak dipungkiri jadi salah satu faktor rusaknya jalan.
"Saya membayangkan berikutnya ini bisa direplikasi, tadi sim sudah, STNK sudah, bayar pajak tahunan sudah, maka seluruh yang berproses di jalan terkait dengan kecelakaan keamanan bisa dideteksi dari awal. Saya titip ini ada perhubungan juga, kita kan jalannya bodol, apalagi kalau sudah kena hujan, bengep semuanya, maka cerita Over Dimensi Over Load itu betul-betul bisa kita lakukan," kata Ganjar.
Ganjar meyakini hal ini sudah bisa dilakukan dan tinggal pengembangan pada aplikasinya saja. Sebab, alat-alat sudah tersedia dan mumpuni. Jangka panjangnya, lanjut Ganjar, dapat menindak truk-truk dengan muatan lebih yang tak membayar pajak dengan benar.
"Saya udah melihat di beberapa negara di eropa itu dimensi cuma difoto tok, beratnya kelihatan dimensinya kelihatan, maka kalau kemudian nanti dia melebihi odol itu, maka otomatis nanti keluar lampunya merah, maka dia minggir bayar pajak, dengan cara itu apa yang disampaikan oleh pak Kapolri menjadi bagus, nggak perlu banyak orang di jalan dan makin transparan," tegasnya.
Terlepas dari itu, Ganjar menyampaikan selamat kepada Polda Jateng atas peluncuran ETLE Nasional serta sejumlah program pendukung lainnya. Ganjar berharap, inovasi-inovasi yang dilakukan ini membikin Jateng menjadi semakin bagus dan masyarakat makin cepat serta mudah terlayani.
"Makin bagus dan muidah-mudahan menjadi semangat kita dan jateng juga membuat inovasi tambahan-tambahan makin detail yang intinya masyarakat kita layani dan kita mudahkan," tandasnya.
Sementara Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi menjelaskan, pada peluncuran tahap 1 ETLE nasional ini di Jawa Tengah sudah terdapat 21 titik daerah Kota yang terpasang kamera. Bahkan, hari ini saja ETLE di Jateng sudah mencatat 3.200 pelanggaran.
"Ke depan kita akan memperbanyak hampir 50 ETLE untuk kota, diharapkan semuanya akan terpenuhi untuk wilayah kab kota di 35 kota kabupaten tempat kita," ujarnya.
Tak hanya ETLE, Polda JAwa Tengah juga telah memasang sedikitnya 200 kamera pada helm anggota lalu lintas. Tujuannya sama, untuk menindak pelanggaran lalu lintas tanpa melibatkan interaksi langsung antara anggota Polri dan masyarakat. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: