Dikunjunungi Peziarah Luar Negri hingga Ritual Sembelih Kambing Kendit
**Uniknya Prosesi Khaul Syekh Agung Pengiling Gondo Kusumo, Mesoyi Talun
Kegiatan khaul tokoh syiar Islam Syekh Agung Pengiling di Dukuh Buntu, Desa Mesoyi, Kecamatan Talun, tidak hanya unik prosesinya. Lebih dari itu, acara rutin tahunan ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para peziarah, bahkan ada yang datang dari luar negeri.
MESKI letak geografis yang cukup terpencil, namun lokasi wisata religi di sana selalu menjadi daya tarik tersendiri, salah satu tujuan peziarah di makam yang dipercaya sesepuh desa dan masyarakat sekitar adalah makam Syekh Agung Pengiling Gondo Kusumo yang sering disebut Syekh Pengilingan dengan jarak sekitar 8 Km dari arah pasar di Kecamatan Doro ke selatan.
Bagi warga Dukuh Buntu khususnya, khaul Syekh Penggilingan telah menjadi agenda tahunan di setiap Bulan Dzulqodah (bulan ke 11 dalam perkalenderan hijriyah) atau bulan legeno dalam penanggalan Jawa, tepatnya pada tanggal 12 diadakan acara tahunan yaitu khaul makam Syekh Agung Pengi, beberapa tahun silam pernah ada warga Malaysia yang sengaja datang karena mencari makam tersebut.
Data yang dihimpun Radar mencatat, prosesi khaul biasanya dimulai pada tanggal 11 malam 12 dengan agenda pembacaan manaqib, doa tahlil dan rotib maulid di area makam dengan tujuan tabarukan (mencari berkah melalui washilah) kepada para ulama dan aulia yang diikuti oleh ratusan warga setempat, bahkan banyak warga desa lainnya mengikuti acara tersebut
Siang harinya bertepatan pada tanggal 12 legeno digelar acara pengajian umum dengan mengundang penceramah untuk memberikan mauidzoh khasanah. Komplek makam pun semakin padat dikunjungi peziarah.
Dalam rangkaian acara khaul, ada prosesi yang cukup menarik, yakni penyembelihan satu ekor kambing, namun bukan sembarang kambing. Warga sekitar menyebutnya dengan sebutan kambing kendit yaitu kambing memiliki ciri warna bulu hitam dan di tengah badan kambing terdapat warna putih melingkari seluruh perut kambing.
Sebelum pemotongan, terlebih dahulu diadakan ritual khusus dengan memandikan kambing tersebut dengan air yang bersumber langsung dari mata air (belik/sumberan), dan digosok dengan menggunakan air londho (tangkai padi yang dibakar). Setelah dimandikan, kambing terlebih dahulu akan diolesi ramuan dan selanjutnya dikalungi bunga dan diarak menuju ke area makam untuk disembelih.
Setelah disembelih, kambing akan dimasak dengan bumbu yang khas warga setempat, kemudian daging kambing akan dibagikan semua kepada setiap jama'ah yang datang dalam acara khaul Syekh Agung Pengiling Gondo Kusumo.
Juru kunci makam Syekh Agung Pengiling Gondo Kusumo, Taslani (60) menjelaskan bahwa khaul tahunan telah berjalan dari orang tua terdahulu, hingga saat ini tradisi tersebut masih terus berjalan turun temurun masih terjaga.
"Di satu sisi kita nguri-uri tradisi yang menyatukan kebersamaan warga untuk bersilaturahmi juga menjaga dan melestarikan adat budaya," ungkapnya.
Sementara Sekdes Mesoyi, Andre Kurniawan mengharapkan keberadaan wisata religi di Desa Mesoyi terus dijaga dan juga menjadikan peningkatan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
"Semoga juga dapat meningkatkan potensi ekonomi warga, banyak yang berkunjung. Di sini ada tiga, namun dua makam yang banyak diziarahi warga, makam Syeh Pengiling dan makam Dowo yang.panjangnya sekitar 5.meter," ungkapnya.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: