Dulu Limbah Kayu Bikin Resah, Kini Malah jadi Pundi Rupiah
**Melihat Produk Jam Tangan Modis Hasil Karya Guru SMAN 1 Subah
Siapa sangka, limbah kayu bisa disulap menjadi barang modis dan trendi bernilai ekonomi tinggi. Inilah yang bisa digambarkan ketika melihat produk-produk jam tangan yang diproduksi Owa Watch. Jam tangan kekinian ini ternyata merupakan hasil sentuhan kreatif Guru SMAN 1 Subah, Nurfaisal Edy Nugroho.
Lelaki yang kerap disapa Faisal ini mulai menekuni usaha pembuatan jam tangan berbahan kayu dari limbah sejak tujuh bulan lalu. Bermula dari keresahannya terhadap limbah kayu di sekitar rumahnya, justru muncul ide untuk membuat jam tangan. Belajar secara otodidak, Faisal juga sempat beberapa gali gagal dan terus melakukan penyempurnaan produk. Hingga akhirnya jam tangan modis ini kini bahkan sudah memiliki banyak pelanggan setia.
"Ide awal itu muncul karena banyak limbah kayu jati yang ada di daerah tempat tinggal saya, pertama saya bikin untuk saya sendiri tapi ternyata saat dipakai banyak teman yang tertarik, akhirnya saya bikin-bikin sesuai permintaan dan bernilai jual tinggi," tuturnya saat ditemui di tempat produksi di Desa Subah Batang, Senin (18/1/2020).
Dia mengatakan untuk menghasilkan kualitas yang bagus, tak sembarang limbah kayu digunakan. Seperti limbah kayu Jati dan Sonokeling, dan juga baru-baru ini permintaan kayu sawo.
"Untuk kualitas yang bagus itu kayu Jati dan Sonokeling tapi baru-baru ini banyak juga permintaan kayu sawo yang juga kualitasnya ternyata cukup bagus," ujarnya.
Langkah awal yang dilakukan yakni mengebor kayu sebagai tempat mesin penunjuk waktunya. Setelah proses pengeboran dan pemotongan, kemudian jam tangan setengah jadi masuk ke proses penghalusan dengan amplas. Selanjutnya potongan-potongan kayu yang sudah terbentuk masuk ke proses pewarnaan.
Setelah jadi, hasil karyanya tersebut dijual dengan kisaran harga Rp 250 ribu sampai Rp 500 ribu. Dalam satu hari, Faisal yang telah memiliki 6 karyawan itu bisa memproduksi 5 buah jam tangan.
Hasil tangan kreatifnya itu kini sudah dijual secara online hingga ke beberapa kota besar.
"Selain offline juga saya jual lewat online, pengiriman sudah ke luar jawa NTT, Irian, tapi yang paling laris itu di Bali, Jakarta, Bandung, Semarang. Kalau luar negeri ada beberapa teman yang beli di sini dan dibawa pulang untuk oleh-oleh," pungkasnya.
Tak hanya itu, melalui usahanya ini, kini Faisal juga bisa membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitarnya. Hingga kini dia sudah memiliki 5 orang pegawai. (nov)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: