Efektifitas Kurikulum Sekolah Penggerak Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Efektifitas Kurikulum Sekolah Penggerak Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Oleh Tasya Margaretha Situmorang
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret, Fakuktas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Sosiologi Antropologi

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Kurikulum diterapkan dengan sebaik mungkin untuk mencapai sebuah tujuan yang sangat penting di dalam kehidupan pendidikan
negara Indonesia. Salah satu tujuan dibentuknya kurikulum yang terbaik yaitu untuk memeratakan pendidikan dalam suatu negara tanpa memandang tingkatannya. Selain tujuan tersebut, kurikulum dapat membawakan tujuan seperti dapat membimbing serta mendidik siswa agar menjadi pribadi yang cerdas, berpengetahuan tinggi, kreatif, inovatif, bertanggung jawab, dan siap masuk dalam kehidupan bermasyarakat.

Sekolah Penggerak adalah sekolah yang mempunyai fokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan cara untuk mewujudkan pelajar yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila,
yang mencakup kompetensi. Karakter tersebut tentunya akan diterapkan oleh para siswa apabila diawali oleh kepala sekolah maupun guru-guru yang menjadi panutan di dalam lingkungan sekolahan tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Sekolahan untuk menerapkan dan memajukan kurikulum sekolah penggerak
dengan baik dan penuh tanggung jawab.

Hal tersebut dikarenakan banyak manfaat yang dapat diambil dari kurikulum sekolah penggerak. Salah satunya yaitu diharapkan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih mendalam pada kompetensi tertentu. Kurikulum Sekolah Penggerak adalah program Merdeka Belajar yang diluncurkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim pada 1 Februari 2021. Program ini dimulai pada tahun ajaran 2021/2222 di 2.500 sekolah yang tersebar di 34 provinsi dan 111 kabupaten/kota. Program tersebut banyak mendapatkan kritik dari guru-guru yang mengajar di wilayah Indonesia. Kritikan tersebut dikarenakan waktu pelatihan yang diberikan ketika berlangsungnya kurikulum sekolah penggerak sangat sedikit sehingga guru-guru tidak bisa mempersiapkan yang terbaik.

Selain waktu, terdapat kendala lain yang membuat kurikulum sekolah penggerak tidak berjalan dengan efisien. Salah satunya yaitu banyak penjelas yang hanya bergantung pada materi presentasi saja. Hal tersebut dimaksudkan, mereka hanya menyampaikan materi secara lisan saja. Namun, ketika ditanyakan mengenai contoh dari materi yang disampaikan, para penjelas tersebut tidak
mampu memberikan contoh yang sesuai dengan hal yang dibicarakannya. Hal yang harus menjadi fokus dalam perhatian.

Perkataan Djohar yang berpendapat bahwa sejumlah guru besar mempermasalahkan kemunculan kurikulum Sekolah Penggerak. Pasalnya, menurutnya, kurikulum dibuat dan disosialisasikan secara diam-diam dan terbatas hanya pada lingkungan guru sekolah penggerak sehingga tidak banyak publik yang mengetahui akan hal tersebut yang mengakibatkan ketidakefektifan dalam mengembangkan kurikulum sekolah penggerak tersebut.

Kurikulum sekolah penggerak tersebut prematur dan masih bersifat eksklusif. Padahal, sebelum diterapkan, kurikulum seharusnya dilakukan kajian secara ilmiah terlebih dahulu, mengadakan uji publik, dan penerapannya perlu hati-hati
karena menyangkut pembentukan generasi masa depan bandahulu. Apabila terdapat jembatan yang rusak, tentunya kita warga Indonesia dapat bergotongroyong untuk memperbaiki jembatan tersebut sehingga dapat berdiri dengan kokoh kembali. Namun, apabila pendidikan yang mengalami kerusakan, maka akan berdampak sangat buruk terhadap keberlangsungan dan masa depan bangsa Indonesia kedepannya.

Dengan demikian, seharusnya kurikulum sekolah penggerak diharuskan untuk dilakukan kajian terlebih dahulu supaya mendapatkan hasil yang tepat sebelum ditindaklanjuti. Kurikulum sekolah penggerak harus dipublikasikan supaya banyak orang yang mengetahui mengenai program pendidikan tersebut. Hal tersebut dapat menunjang perkembangan kurikulum sekolah penggerak karena mendapatkan banyak dukungan maupun saran dan kritik yang membangun untuk keberlangsungan kurikulum tersebut di masa yang akan mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: