Eksplorasi Limbah Industri Jadi Karya Seni

Eksplorasi Limbah Industri Jadi Karya Seni

*SMP Negeri 5 Pekalongan

LIHAT - Salah satu peserta memperlihatkan dan mempresentasikan hasil karyanya didepan peserta lain.

KOTA - Mengeksplorasi limbah industri menjadi karya bernilai seni menjadi salah satu fokus agenda bagi SMPN 5 Pekalongan dalam mendidik putra putrinya. Hal ini terlihat dari materi pokok yang diberikan pada Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) hari ke 2 yang diikuti oleh para siswa kelas 7 dan 8.

Demikian disampaikan Waka Kesiswaan SMPN 5 Pekalongan, Ibnu Anwar, kepada Radar Pekalongan di ruang kerjanya, Kamis (5/3/3/2020). Ditambahkan, materi eksplorasi limbah industri diambil sebagai langkah dengan melihat banyaknya home industri di wilayah Kota Pekalongan, sehingga pemanfaatan limbah industri ini menjadi doble manfaat yaitu memelihara lingkungan serta menghasilkan seni karya yang bernilai tinggi.

"Garmen dan batik di Kota Pekalongan kan menjamur ya, mereka memiliki limbah tersendiri tentunya yang setiap hari terus bertambah. Kalau kita sebagai warga tidak pintar untuk mengelolanya maka ya lingkungan kita bisa rusak, oleh karenanya perlu adanya edukasi pemanfaatan limbah tersebut, terlebih hasil eksplorasi mampu menghasilkan kemanfaatan dalam segi finansial," ujar Ibnu.

Pemanfaatan limbah industri yang menjadi proyek SMPN 5 Pekalongan saat ini adalah membuat lukisan dengan menggunakan kain perca hasil limbah industri dengan ukuran 90x120cm dan dibimbing langsung oleh pemateri dari SMPN 6 Pekalongan.

"Nanti hasil karya para siswa akan dikumpulkan dan rencananya akan dipublikasikan dalam ekspo karya siswa," jelasnya. Ibnu berharap, SMPN 5 bisa menjadi inspirasi bagi semua sekolah lain untuk tetap semangat mewujudkan sekolah adiwiyata.

Sementara itu, perwakilan peserta eksplorasi limbah dalam LDK Eka Silvia Novalia mengungkapkan bahwa ia senang bisa mengikuti kegiatan yang penuh dengan ilmu baru, mulai dari melatih diri untuk menjadi lebih baik dari aspek religiusitas, kedisiplinan, pencegahan dan penanganan kasus bulying, kepedulian lingkungan dan menjadi penggerak teman-teman seusianya.

Bahkan ia menyebutkan akan membuat komunitas anti bullying yang rencananya akan rutin menggelar pertemuan setiap hari Minggu serta membentuk komunitas pecinta lingkungan (Kalpataru). "Senang sih, kita jadi tahu bagaimana hidup mandiri, disiplin, selalu tertib serta tanggap dengan permasalahan yang ada di sekitar kita," tutur Eka.

Selain itu, Tata Wijayanti yang juga menjadi salah satu peserta dari kelas 7 juga mengucapkan rasa syukurnya bisa mengikuti kegiatan ini. Karena ia banyak memiliki pengetahuan tentang hal-hal baru.

"Salah satu yang menarik buat saya yaitu mengolah limbah sampah yabg dimanfaatkan bisa berguna lagi bahkan bisa menghasilkan uang, terus hal tersebut juga mengurangi sampah plastik yang sulit terurai dan semangat mengurangi penggunaan sampah plastik terutama," pungkas Tata. (mal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: