Flu Berat dan Tensi Darah Tinggi, Ketum PA 212 Batal Diperiksa
KETUA Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Ma'arif batal hadir dalam pemeriksaannya sebagai tersangka di Mapolda Jawa Tengah.
*Pendukung Slamet Ma'arif Gelar Aksi di Depan Mapolda Jateng
Salah satu kuasa hukum menyebutkan Slamet Ma'arif flu berat serta dalam kondis tensi darahnya tinggi.
Kuasa Hukum yang dipimpin Ahmad Michdan tiba di kantor Ditreskrimum Polda Jateng pada pukul 10.50 WIB. Ada 7 kuasa hukum yang langsung masuk ke ruangan penyidik. Pukul 11.28 WIB pengacara tersangka keluar ruangan.
"Kita datang sesuai pemanggilan, kita sampaikan bahwa sebenarnya ustadz Ma'arif sudah di sini (Semarang) sejak kemarin tapi karena sakit tidak bisa hadir memenuhi panggilan penyidik," ujar Ahmad di Mapolda Jateng, Senin (18/2).
Ia juga meminta untuk penjadwalan ulang, selain itu tim kuasa hukum meminta agar diadwalkan pemeriksaan ahli. Ada 4 ahli yang diusulkan oleh kuasa hukum.
"Ahli itu ada 4. Dua ahli pidana, 1 ahli bahasa, 1 berkaitan dengan pemilu," pungkasnya, seperti dilansir rmoljateng.
Ahmad Michdan juga menyampaikan hasil pertemuannya dengan penyidik di hadapan massa pendukung yang menggelar aksi di depan Mapolda Jawa Tengah. Ahmad menyebut Slamet Ma'arif tidak hadir karena flu dan darah tinggi.
"Hari ini tidak bisa hadir, oleh karena beliau sakit. Hampir satu minggu kena flu berat dan tekanan darah tinggi, di atas 170, 180, itu yang sebabkan ustadz tidak bisa hadir," jelas Ahmad.
Untuk diketahui, Slamet Ma'arif seharusnya diperiksa oleh penyidik Polresta Surakarta hari ini di Mapolda Jateng. Lokasi pemeriksaan dilakukan di Mapolda Jateng di kota Semarang karena alasan keamanan.
Gelar Aksi
Disisi lain, ratusan orang yang tergabung dalam PA 212 melakukan aksi di depan Mapolda Jateng Jalan Pahlawan, Semarang Senin (18/2).
Kedatangan massa dengan meggunakan atribut khasnya ini berbarengan dengan pemeriksaan Slamet Ma'arif sebagai tersangka.
Beberapa spanduk seperti "Aksi Bela ulama, "Stop Kriminalisasi Ulama, Aparat harus netral, jangan jadi alat untuk membungkam ulama yang kritis terhadap penguasa" dibentangkan di depan pintu gerbang Mapolda Jateng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: