Gelaran CFD Dinilai Tumbuhkan Simpul Perekonomian Baru

Gelaran CFD Dinilai Tumbuhkan Simpul Perekonomian Baru

KENDAL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal kembali menggelar kegiatan car free day (CFD), Minggu (10/3). Kegiatan yang digelar pukul 06.00 hingga pukul 09.00 dan dibuka Wakil Bupati itu dilakukan di tiga tempat sekaligus, yakni di Stadion Utama Kendal, Taman Hutan Klorofil, dan Taman Kalireyeng di Kelurahan Kebondalem, Kecamatan Kota Kendal.

PAPARKAN - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kendal Sri Purwati paparkan materi diacara "Dialog dan Ngopi Bareng Bupati Kendal" dengan tema soal sampah. NUR KHOLID MS

Biasanya CFD digelar di pusat kota. Pemkab menyebut gelaran CFD mampu mendongkrak perekonomian masyarakat, terutama yang berada di Kota Kendal. Rencananya, CFD yang diadakan satu bulan sekali dengan mengusung tema berbeda-beda itu, akan digelar secara berpindah-pindah tempat. Hal itu dilakukan supaya terjadi pemerataan tigkat perekonomian bagi masyarakat di Kabupaten Kendal.

Tak hanya sarat hiburan, sembari berolahraga, masyarakat juga dapat melakukan tes kesehatan, ngopi dan ngobrol bareng Bupati Kendal dan menikmati berbagai ragam kuliner. Suguhan berbagai produk UMKM juga ikut mewarnai dikegiatan hari bebas berkendara tersebut.

Wakil Bupati Kendal, Masrur Masykur mengatakan, dengan adanya CFD, masyarakat bisa menikmati udara bersih tanpa polusi. Jika kondisi udara bersih, maka kesehatan masyarakat bisa terjaga. "Dengan CFD ini, maka kita bisa menikmati alam seperti dulu yang bersih dan sehat, karena jarang ada asap kendaraan yang lalu-lalang seperti sekarang ini," katanya saat membuka acara "Ngopi dan Dialog Bareng Bupati Kendal" di giat CFD di Taman Hutan Klorofil.

Tema yang diangkat "Mendukung Smart City Masyarakat Bersih dari Sampah". Selain Wakil Bupati, dialog juga menghadirkan narasumber Sekda Kendal, Ketua DPRD Kendal, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Kepala SMAN 1 Kendal. Acara juga dipandu langsung Sekretaris Diskominfo Kendal.

Sekda Kendal, M Toha mengatakan, tujuan CFD, selain untuk mengurangi polusi udara, juga untuk mengalihkan keramaian Minggu pagi di kawasan Taman Garuda dan sepanjang Jalan Laut Kendal. Pasalnya, keramaian tersebut menghambat akses jalan menuju RSUD dr Soewondo yang dipenuhi pedagang kakli lima dan pengunjung. "Kami banyak mendapat keluhan dari warga yang hendak ke rumah sakit, karena akses jalannnya dipenuhi PKL dan pengunjung," katanya.

Toha juga menyebut gelaran CFD akan menciptakan simpul perekenomian baru, yaitu dengan adanya pedagang dan pelaku UMKM yang ikut membuka stand. CFD yang rencananya digelar satu bulan sekali, nantinya tidak hanya di Stadion Utama, tapi di tempat lain seperti Taman Gajahmada. "Lokasi CFD nantinya akan berpindah-pindah, seperti di Taman Gajahmada supaya pusat perekonomian tidak hanya di Alun-alun dan Taman Garuda, tapi di tempat lain seperti di Taman Gajahmada dan Stadion," terangnya.

Kepala DLH Kendal, Sri Purwati mengatakan, kebersihan, keindahan, dan kenyamanan merupakan kebutuhan secara bersama. Oleh karenanya, dibutuhkan peran serta semua untuk menjaga lingkungan masyarakat tetap bersih, indah, dan nyaman. Saat ini, kata Sri Purwati, tuntutan kepraktisan semakin tinggi, sehingga mendorong semaikin boros energi. Artinya, energi yang digunakan semakin banyak dan limbah yang ditimbulkan tidak sedikit.

"Yang jadi soal, limbah yang dibuang bertambah sedangkan tempat pembuanganya tidak bertambah, tapi penduduknya semakin lama bertambah. Maka tadi disampaikan Pak Sekda, ya kita harus mengurangi seminimal mungkin limbah yang kita hasilkan," jelasnya.

Menurut dia, dulu orang masih menggunakan gelas kaca saat kumpul-kumpul, tapi karena instanisasi, kini banyak orang menggunakan gelas sekali pakai yang menyisakan limbah. Kalau dibuang sembarangan, bahan plastik itu bisa jadi gunungan sampah dan mencemari lingkungan. Karena itu, harus ada komitmen untuk mengurangi sampah sejak dari sumbernya.

"Banyak regulasi yang dikeluarkan untuk mengurangi penggunaan sampah yang tidak bisa terurai. Plastik ini sulit terurai, sehingga penggunaan plastik yang utama seminimal mungkin dikurangi. Kalau menghilangkan sulit, berarti meminimalisir. Tadi sudah sisinggung seperti tas belanja yang tak gunakan bahan plastik. Regulasi yang diterapkan pemerintah seperti supermarket sudah menerapkan jual beli plastik bagi konsumen yang ingin menggunakaanya," beber Sri Purwati

Dia menambahkan, saat ini negara yang tingkat kepeduliannya tinggi terhadap persoalan sampah adalah Jepang. "Saya berharap, masyarakat di negeri ini, khususnya di Kabupaten Kendal dapat mencontoh Jepang yang masyarakatnya peduli terhadap sampah," pesannya. (nur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: