Hidup Sehat Melalui GERMAS bersama Pashmina dan GeN PeSAT

Hidup Sehat Melalui GERMAS bersama Pashmina dan GeN PeSAT

SAMBUTAN - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, Setiawan Dwiantoro saat memberikan sambutan dalam kegiatan mengGERMAS bersama Pashmina dan GeN PeSAT.
RIFKI RISYA

KAJEN - Dalam rangka membudayakan dan mengaktifkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kab. Pekalongan, Dinas Kesehatan Kab. Pekalongan bersama kelompok peduli kesehatan yaitu Nasyiatul Aisyiyah dan GeN PeSAT mengadakan kegiatan Meng-Germas Bersama Pashmina dan GeN PeSAT pada hari minggu tanggal 21 Juli 2019 bertempat di halaman parkir Dinas Kesehatan dan sepanjang jalan Rinjani Kajen, minggu (21/7/2019).

Kegiatan ini diikuti kurang lebih 500 orang yang terdiri dari siswa SMP dan SMA yang ada di Kab. Pekalongan, Organisasi profesi kesehatan, Perwakilan GeN PeSAT dari 5 kecamatan (Paninggaran, Kesesi, Kedungwuni, Siwalan dan Wiradesa), promotor kesehatan dari 26 puskesmas dan masyarakat umum. Kegiatan diawali dengan senam bersama dilanjutkan makan buah dan sayur kemudian dilakukan cek kesehatan (pemeriksaan tekanan darah, haemoglobin, asam urat, gula darah dan kolesterol) serta pembagian tablet tambah darah atau Fe.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, Setiawan Dwiantoro menerangkan bahwa kegiatan tersebut untuk menggelorakan bersama-sama pola hidup sehat, dan mengajak masyarakat untuk selalu melakukan kegiatan hidup sehat setiap hari.

"Dinas Kesehatan bersama dengan Pashmina dan GeN PeSAT mengajak agar kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan ditingkat kecamatan atau desa, kita awali dari dinas dan kedepan puskesmas akan melanjutkan ke tingkat kecamatan," ujarnya.

Nasyiatul Aisyiyah mempunya inovasi kegiatan dengan nama Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyiatul Aisyiyah atau disingkat PASHMINA merupakan salah satu aplikasi Germas yang bertujuan untuk menciptakan remaja sehat, unggul dan berakhlak mulia.

Gen PeSAT atau Gerakan Pemuda Siaga Sehat merupakan Penggerakan pemuda yang dapat berkontribusi dalam upaya penurunan jumlah bayi BBLR, Balita gizi kurang, Balita gizi buruk dan Stunting dengan intervensi 1000 hari pertama kehidupan. Dalam hal ini Masyarakat melalui para pemudanya dapat terlibat langsung dalam upaya-upaya terkait permasalahan kesehatan.

"Tujuannya untuk menurunkan angka kematian balita dan ibu serta angka gizi buruk di masyarakat dengan target kedepan, angka stunting bisa diturunkan," ucapnya.

Pola penyakit atau yang sering disebut transisi epidemiologi sedang mengalami perubahan, ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, kanker dan lain-lain. Sementara itu, kesakitan dan kematian akibat penyakit menular semakin menurun, walaupun prevalensi penyakit masih cukup tinggi. Kecenderungan kesakitan dan kematian akibat PTM ini menyebabkan tingginya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, terutama pelayanan rujukan di rumah sakit.

Meningkatnya kasus PTM akan menambah beban pemerintah dan masyarakat karena penanganannya membutuhkan biaya yang besar dan memerlukan teknologi tinggi. Biaya untuk pengobatan PTM yang sangat besar dapat menyebabkan kemiskinan (pengeluaran katastropik). Selain itu, kecacatan dan kematian yang disebabkan oleh kasus PTM juga menyebabkan hilangnya potensi/modal sumber daya manusia dan menurunnya produktivitas (productivity loss) yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi.

Tanpa upaya yang signifikan, kecenderungan kesakitan dan kematian serta permintaan pelayanan kesehatan akan terus meningkat, didorong oleh perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung tidak aktif secara fisik, konsumsi buah dan sayur yang rendah serta konsumsi rokok dan alkohol. Risiko PTM juga menjadi semakin tinggi karena transisi demografi, yaitu semakin meningkatnya proprosi dan jumlah penduduk dewasa dan lanjut usia yang rentan terhadap PTM dan penyakit degeneratif.

Promotif dan preventif merupakan upaya yang sangat efektif untuk mencegah meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit baik menular maupun tidak menular. Mengingat pencegahan penyakit akan sangat tergantung pada perilaku individu yang didukung oleh kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana serta dukungan regulasi untuk hidup sehat, Germas atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat mempunyai 6 kegiatan yaitu Aktifitas fisik, mengkonsumsi buah dan sayur, Cek kesehatan secara teratur, diberikan asi eksklusif untuk bayi umur 0-6 bulan, enyahkan asap rokok dan fokus stop buang air besar sembarangan. Gerakan yang sistematis dan terus menerus diperlukan untuk mendorong masyarakat berperilaku hidup sehat, diperlukan keterlibatan aktif seluruh komponen baik pemerintah pusat dan daerah, sektor non-pemerintah dan masyarakat agar tercipta masyarakat Kab. Pekalongan yang sehat dan menuju Indonesia sehat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: