SMA/SMK Swasta Kekurangan Siswa Baru

SMA/SMK Swasta Kekurangan Siswa Baru

KENDAL - Sejumlah sekolah swasta tingkat menengah atas dan kejuruan (SMA/SMK) di Kabupaten Kendal kekurangan peserta didik baru. Hal itu berbanding terbalik dengan sekolah yang sama berlabel negeri yang bahkan sampai berlebih siswa baru yang mendaftarnya. Ketimpangan jumlah siswa baru antara sekolah negeri dan swasta itu tampak terlihat setelah berakhirnya pelaksanaan peserta didik baru (PPDB) sistem zonasi di tengah pandemi covid 19.

Pantauan, sekolah berlabel negeri masih menjadi daya tarik atau mahnet bagi para orangtua untuk menyekolahkan anaknya. Tentu hal itu berbeda dengan sekolahan swasta yang meski menggratiskan semua biaya termasuk SPP dan uang gedung alih-alih untuk bisa menarik siswa baru namun realitanya tak memenuhi target yang diinginkan.

Kendati fasilitas gedung berlantai tiga nan megah berada di pusat kota pun tetap tak mampu menjadi daya tarik bagi siswa baru mendaftar di sekolahan tersebut. Sekolahan berada di pusat Kota Kendal yang kekurangan siswa itu adalah SMA NU 01 Al Hidayah Kendal.

Kondisi kekurangan siswa juga terjadi di SMK PGRI 02 Pegandon yang berada jauh dari pusat kota Kendal. Pada tahun ajaran baru ini, SMA NU 01 Al Hidayah hanya mendapatkan kurang dari 10 siswa baru dan SMK PGRI 02 Pegandon sebanyak 18 siswa baru.

Kepala SMA NU 01 Al Hidayah Kendal Abidin, mengatakan dengan adanya pandemi pihaknya tidak bisa melakukan publikasi ke sekolah menegah pertama sehingga tidak mendapatkan siswa. "Saat ini kurang dari 10 siswa yang mendaftar di sekolahan ini," katanya, Senin (13/7).

Abidin, mengungkapkan penerimaan siswa baru sudah dua tahun ini berjalan menggunakan sistem zonasi ataupun online. Sistem ini berdampak pada sekolah swasta. Sekalipun sekolahanya berada di tengah kota namun tidak banyak orangtua melirik untuk menyekolahkan anaknya di sekolah swasta.

"Kami tidak menargetkan muluk-muluk. Targetnya hanya dua rombongan belajar saja. Sampai kini baru dapat 8 siswa baru untuk satu kelas dan masih kurang," ungkapnya.

Terkaiat new normal, pihak sekolah juga sudah menyiapkan sesuai aturan pemerintah, termasuk menyediakan tempat cuci tangan, termogan dan semua guru dan siswa menggunakan masker. Kekurangan siswa juga dialami SMK PGRI 02 Pegandon.

Kepala SMK PGRI 02 Pegandon Maftukhin, mengatakan bahwa pada tahun ajaran baru ini sekolahanya hanya mendapatkan sebanyak 18 siswa baru.

"Hanya satu rombongan belajar (rombel). Sebelumnya ada 20 calon siswa baru yang daftar. Ada 2 yang diterima di negeri sehingga hanya 18 siswa baru. Pengenalan lingkungan sekolah (PLS) bagi siswa baru secara daring," katanya. (lid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: