SMAN 4 Ternyata Sekolah Percontohan Penerapan Prokes
**Penularan Covid-19 Diduga Dibawa dari Rumah
KEPALA SMAN 4 Pekalongan, Yulianto, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa 37 guru dan tenaga kependidikan di sekolahnya terpapar Covid-19. Dari 37 orang tersebut, dia termasuk salah satunya.
Yulianto menjelaskan, sebenarnya SMAN 4 sudah sangat ketat dalam menerapkan protokol kesehatan. Dia menduga, Covid-19 dibawa oleh guru yang terpapar di rumah. "Sebenarnya sekolah sudah sangat ketat menerapkan protokol kesehatan 5M. Tapi memang ada beberapa guru yang di rumahnya tidak ketat menerapkan prokes. Saat Lebaran ada yang menggelar halalbihalal, ziarah, kedatangan tamu dari luar kota, tetap mudik dan inilah yang akhirnya dibawa ke sekolah," ungkapnya.
Dia menjelaskan, dugaan waktu terjadinya penularan yakni saat guru dan tenaga kependidikan aktif kembali setelah Idulfitri. Sebab pasca uji coba pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan dilakukan evaluasi maupun rapid test kepada perwakilan siswa dan guru, hasil tes seluruhnya negatif.
"Kalau di rumah kan kita tidak tahu dan tidak bisa kontrol juga. Sehingga ini yang kemudian dibawa ke sekolah. Semuanya Orang Tanpa Gejala (OTG) termasuk saya. Kalau OTG dicek suhu juga tidak terdeteksi. Setelah ada yang positif saya minta semua tes dan ternyata ada 37 guru dan TU yang positif Covid-19. Alhamdulillah semuanya tetap sehat, baik," katanya.
Meski menjadi lokasi munculnya klaster Covid-19, SMAN 4 Pekalongan ternyata menjadi sekolah yang ditunjuk sebagai percontohan penerapan protokol kesehatan. Sekolah tersebut juga awalnya ditunjuk sebagai lokasi uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tahap pertama.
"Kami sangat ketat menerapkan prokes 5M dan bahkan ditunjuk sebagai sekolah percontohan. Kami juga sebenarnya ditunjuk menjadi selolah yang melaksanakan uji coba tahap pertama oleh provinsi, ada SK-nya. Tapi kemudian dari Pemkot menunjuk SMAN 1 Pekalongan karena secara geografis lokasinya relatif dekat. Awalnya kami dulu," katanya.
Melihat runtutan kejadian penularan Covid-19 yang terjadi di sekolahnya, Yulianto juga memastikan bahwa saat terjadi penularan di sekolah tidak sedang dilaksanakan uji coba PTM. Hanya guru dan TU yang tetap beraktivitas di sekolah dengan ketentuan 50:50 yakni 50% work from home (WFH) dan 50% work from office (WFO).
Setelah munculnya kasus Covid-19, dikatakan Yulianto sudah dilakukan sterilisasi di sekolah dengan penyemprotan disinfektan sebanyak empat kali yakni dua kali oleh sekolah dan dua kali oleh Dinas Kesehatan. "Sementara ini sekolah lockdown dulu, kalau sudah selesai nanti bisa ada kegiatan kembali tapi khusus untuk guru dan TU yang tidak tertular. Dari 79 orang, 37 tertular. Jadi sisanya yang tidak tertular yang bisa masuk itupun akan dibagi 50:50," katanya.(nul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: