Wabup Larang PDAM Mengambil Air Sungai untuk Sumber Air Baku, Ini Penyebabnya

Wabup Larang PDAM Mengambil Air Sungai untuk Sumber Air Baku, Ini Penyebabnya

BATANG - Penggunaan pestisida yang berlebihan di lereng pegunungan Dieng untuk tanaman kentang, berdampak pada terkontaminasinya air sungai. Akibatnya air sungai tidak bisa dikonsumsi secara langsung, dan harus melalui pengolahan lebih lanjut untuk menetralisirnya.

Wabup Suyono melakukan penanaman pohon pada peringatan hari Air Sedunia. (Dok Istimewa)

"Direktur PDAM yang lama sudah saya larang untuk mengambil air dari sungai sebagai sumber air baku. Karena meskipun airnya jernih, namun sudah tercemar pestisida yang berlebihan," ungkap Wakil Bupati Batang, Suyono saat memberi sambutan pada peringatan Hari Air Sedunia, Rabu (24/4).

Suyono menjelaskan, fungsi air bagi kehidupan sangatlah penting. Karena itulah, manusia haruslah menghargai air untuk keberlangsungan kehidupan.

"Allah setiap tahun menurunkan air hujan yang tidak pernah berkurang volumenya, hanya berbeda tempat. Kalau tidak ada pengelolaan air dan lingkungan alam yang benar, maka akan berdampak terjadinya musibah bagi makhluk hidup," jelas Suyono pada acara yang diadakan di halaman PT. Pagilaran, Desa Keteleng, Kecamatan Blado, Rabu ( 24/4) itu.

Oleh karena itu, Wabup Suyono sangat mengapresiasi PDAM yang telah mengedukasikan masyarakat tentang pentingnya dan mengelola air serta menjaga ekosistem alam.

"Edukasikan air terus kepada masyarakat serta masukan kedalam muatan lokal dipendidikan yang ada di Kabupaten Batang, karena pentingnya air untuk kehidupan," lanjut Suyono.

Sementara itu, Ketua PD Perpamsi Jawa Tengah Samino mengatakan, harus ada inovasi dan edukasi bagi masyarakat dalam menjaga lingkungan dan air. Diantaranya dengan menanaman pohon dan pembuatan sumur serapan atau bio pori. Karena menanam pohon merupakan langkah awal jangka panjang dalam menjaga lingkungan. (red/hmb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: