Spot Paralayang Bukit Sikuping Miliki Tingkat Kesulitan yang Menantang

Spot Paralayang Bukit Sikuping Miliki Tingkat Kesulitan yang Menantang

*TROI Seri I Batang Zero Accident

Kejuaraan Nasional Paragliding Trip of Indonesia (TROI) seri I yang diadakan di Bukit Si Kuping, Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang sejak Jumat (26/4) hingga Minggu (28/4) telah berjalan dengan sukses dan Zero Accident.

Seorang atlit paralayang tengah mencoba mendarat titik pendaratan yang ditentukan.

Sebanyak 171 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk satu dari Korea Selatan dan lima atlit paralayang dari Batang tercatat ikut menyemarakan kegiatan yang juga digelar dalam rangka HUT Kabupaten Batang ke-53.

Pada kegiatan tersebut, mantan juara dunia tahun 2017 dr Eliza Manueki dan tiga putrinya juga ikut. Termasuk atlit nasional yang berlaga di ajang Asian Game ikut berlaga untuk menjadi yang terbaik.

"TROI seri I digelar di Batang didasarkan pada semaraknya gelaran lomba paralayang Bupati Cup 2018 yang booming di Indonesia, sehingga para atlet tertarik untuk datang. Selain itu, juga dukungan daerah dan masyarakat yang sangat antusias, serta hadiah kejutan yang menarik, semakin membuat peserta tertarik untuk berlaga di Batang," jelas Ketua Panitia Troi seri I di Batang," Nunung Setiawan.

Nunung menjelaskan, dari penuturan sejumlah peserta, lokasi paralayang di bukit Si Kuping memiliki tantangan tersendiri dibanding daerah lain. Pasalnya, diantara titik terbang dan mendarat terdapat satu bukit yang cukup tinggi. Akibatnya, jika peserta tidak cermat dalam melakukan terbang, maka bisa salah arah atau tidak bisa melewati bukit tersebut.

"Selain itu saat akan mendarat juga ada kesulitan tersendiri, karena saat di atas atlit sudah memperkirakan akan tepat sasaran, ternyata dari bawah ada dorongan angin hangat yang membuat paralayang naik kembali. Jadi harus benar-benar jeli membaca arah angin," beber Nunung.

Kabid Olahraga Petualangan dan Tantangan Kementrian Pemuda dan Olahraga, Aris Purbaningg Siswoyo menjelaskan, kegiatan yang di Batang merupakan yang pertama dari lima seri. Diharapkan Batang bisa menjadi daerah penyelenggaraan terbaik.

Masyarakat sangat antusias dalam menyambut gelaran TROI seri I di Batang. Termasuk dari anak-anak yang kedepannya bisa timbul ketertarikan terhadap olahraga paralayang, dan nantinya bisa menjadi atlit hingga kancah Internasional," beber Aris.

Sementara itu, Bupati Batang Wihaji dalam sambutanya berharap agar tahun depan Batang bisa kembali menjadi tuan rumah kejuaraan nasional paralayang.

"Saya harapkan para peserta tidak cepat-cepat pulang, karena di Batang banyak terdapat objek wisata menarik. Fokus pengembangan pariwisata di empat Si, yaitu Sikembang, Silurah, Sigandu dan Sikuping yang berupa objek wisata pegunungan hingga pantai yang indah. Monggo bisa dinikmati keindahannya yang tentunya tak kalah dengan daerah lain," beber Wihaji.

Kepsen Bupati Batang mendapatkan wing peralayanh dari Ketua FASI Jawa Tengah setelah mendapat lisensi sebagai pilot paralayang.

Wihaji menambahkan, tahun depan Kabupaten Batang akan kembali menggelar lomba paralayang Bupati Cup yang tentunya bisa diikuti para atlit dari semua daerah di Indonesia. "Kita siap menggelar lomba paralayang yang tentunya dengan Hadian menarik. Silahkan datang kembali ke Batang, dan nikmati wisata yang ada di Batang," tandas Wihaji.

Pada penutupan TROI tersebut, Bupati Wihaji juga mendapat pin paralayang karena telah lulus sertifikasi sebagai pilot pemula atau PL 1 yang disematkan oleh Ketua FASI Jawa Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: