Penataan Kawasan Krapyak Ditarget Rampung Akhir April
KOTA - Paket pekerjaan penataan kawasan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah dengan anggaran APBN sebesar Rp40,35 miliar ditargetkan selesai pada akhir April 2022 ini.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Dinperkim) Kota Pekalongan, Andrianto, menjelaskan bahwa kontrak awal paket penataan kawasan Krapyak ini jangka waktunya 300 hari kalender dan selesai akhir 2021.
"Namun karena di lapangan ternyata ada beberapa paket pekerjaan yang perlu ditambahkan, maka ada penambahan nilai kontrak dan volume pekerjaan. Sehingga dari kontrak awal sebesar Rp37,7 miliar, bertambah Rp2,98 miliar sehimgga total jadi Rp40,35 miliar, dan sesuai adendum kontrak akan selesai pada 30 April mendatang. Pelaksanaan semuanya dari BPPW. Sementara, untuk Kota Pekalongan hanya menerima program tersebut," kata Andrianto, baru-baru ini.
Andrianto membeberkan bahwa konsep penataan kawasan ini bermula dari Pokja PKP yang menentukan Krapyak sebagai kawasan tuntas kumuh. Ada beberapa pertimbangan kenapa kawasan ini dipilih. Salah satunya karena pada waktu kondisi eksisting sebelum program ini dilakukan, Kawasan Krapyak ini merupakan kategori kawasan kumuh. Ini berdasarkan kriteria yang ada pada Permenpupr Nomor 14 Tahun 2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh, dimana skornya masih di atas 16. "Dengan pertimbangan tersebut maka Kawasan Krapyak diprioritaskan untuk jadi kawasan tuntas kumuh. Harapannya ini bisa direplikasi di kawasan atau kelurahan lain," bebernya.
Andrianto mengungkapkan bahwa selain bertujuan untuk penuntasan kawasan kumuh, dengan adanya penataan ini nantinya diharapkan ada perubahan wajah yang signifikan di Krapyak sehingga bisa menjadi destinasi wisata baru untuk warga Kota Pekalongan maupun luar kota.
Di Kawasan Krapyak ini ada tiga tiga konsep yang dikerjakan. Pertama adalah konsep 'river walk'. Artinya, nantinya sempadan Sungai Loji di daerah Krapyak yang sebelumnya kumuh, menjadi lokasi pembuangan sampah, buang air besar, dan lainnya, akan menjadi lebih cantik dan indah.
Konsep kedua yakni berupa 'waterfront city'. "Kita mengubah orientasi rumah-rumah warga yang ada di tepian sungai yang tadinya menjadikan tepian sungai sebagai halaman belakang, diubah menjadi halaman depan rumah mereka," ungkap Andrianto.
Konsep ketiga, lanjut Andrianto, adalah menjadikan kawasan Krapyak terhubung dengan kawasan wisata heritage di Jetayu dan kawasan wisata laut di Kencana Pasir Kencana. Ketiga kawasan ini terintegrasi melalui jembatan penghubung antara Krapyak-Panjang Wetan. "Adanya jembatan ini mengintegrasikan kawasan heritage di Jetayu, kawasan wisata Pantai Pasir Kencana, dan kawasan budaya sekaligus kuliner khas dan kampung batik di Krapyak," terangnya.
"Konsep penataan Kawasan Krapyak selain menghilangkan kawasan kumuh di situ juga untuk menjadikan destinasi wisata. Di situ ada river walk, kegiatan budaya di tepi sungai, ada pula hall dan ruang terbuka hijau yang representatif. Disiapkan pula tempat pemotongan lopis raksasa yang jauh lebih baik dari sebelumnya," lanjut dia.
Pantauan di lokasi, meski belum seratus persen selesai, namun kawasan sempadan Loji di Krapyak saat ini sudah mulai terlihat cantik. Di lokasi tersebut sudah ada riverwalk dari Taman Jlamprang hingga Kampung Batik di Krapyak, sekaligus ada playing ground atau arena bermain. Di lokasi tersebut juga sudah terbangun jembatan penghubung antara Krapyak dengan Panjang Wetan dan sudah dimanfaatkan warga. (way)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: