Stunting Batang Masuk 10 Besar Jateng

Stunting Batang Masuk 10 Besar Jateng

*Di 2022, Angkanya Capai 5.182

BATANG - Sempat meninggi di saat pandemi, kasus stunting di Batang kini mencapai 21 persen menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI). Dengan hasil ini, Kabupaten Batang masuk dalam 10 besar kasus stunting tertinggi di Jateng.

Hal ini seperti diungkapkan Sekretaris Dinkes Batang, Ida Susilaksmi saat diwawancarai pada Rabu (29/6/2022). Dikatakannya, jika sesuai dengan survei e-PPBGM, kasus stunting di Batang mencapai 13,56 persen, setara dengan 5.182 kasus dari total 38.211 balita.

"Memang datanya beda karena surveinya juga beda. Tapi pada prinsipnya tidak masalah. Itu justru membuat kita bersemangat untuk melakukan percepatan program menurunkan stunting di Kabupaten Batang," ungkapnya.

Berdasarkan data Pemkab Batang dari hasil elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPBG), angka stunting tercatat tahun 2017 mencapai 9.62% atau sebanyak 4.958 bayi stinting dari pelaporan e-PPBG yang dilakukan pada 51.553 bayi di Batang.

Tahun 2018 mencapai 9.35% atau 4.921 bayi stuntung dari 52.653. Untuk tahun 2019 ada kenaikan 10.27% atau 5.303 bayi stunting dari 51.622 bayi.

Lalu, 2020 angkanya naik jadi 16.71% atau 5.915 bayi stunting dari 35.397 bayi. Sedangkan tahun 2021 turun menjadi 14,14 % atau 5.275 bayi stunting dari 37.302 bayi atau anak. Di tahun 2022 mengalami penurunan jadi 13,56 % atau 5.182 bayi stunting dari hasil pelaporan e-PPBG 38.211 bayi.

"Upaya kita sudah banyak dilakukan melalui puskesmas beberapa tahun lalu dengan program gayeng nginceng wong meteng," ungkap Ida Susilaksmi

Tidak hanya itu, Dinas Kesehatan juga menggandeng Kantor Kementerian Agama guna sosialisai dan pembinaan kepada calon pengantin.

"Untuk penurunan stunting itu tidak bisa intervensi saat bayi sudah lahir dan itu sudah terlambat. Kita berupaya saat bayi masih dalam kandungan, bahkan pada saar calon ibu kita intervensi bagaimana merawat kesehatan dirinya dan janin. Menjaga pola maka agar tidak anemia agar tidak terjadi maslah pendarahan saat persalinan. Karena resiko bayi stunting akan tinggi," pungkasnya. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: